Pojokan 213: Berani Gila

Pojokan 213: Berani Gila

Kang Marbawi.

Ini banyak terjadi pada masa feodal dan masih ada turunannya hingga sekarang. Sebab watak biasanya bisa diturunkan dan diwariskan.

Model tipe yang kedua adalah model 2.0. Protipe pemimpin 2.0 kata Herman Kartajaya, selalu ingin disukai karyawan, dan berusaha membahagiakan semua orang. Everybody happy, itu prinsipnya. Korupsi jamaah bisa terjadi. Semua dapat, semua senang.

Level pemimpin 3.0 biasanya memimpin dengan human spirit, jujur, amanah, bersih, integritas, pekerja keras, problem solver, fair kepada karyawan. Pokoknya model pemimpin idamanlah.

Nah, tipikal pemimpin 4.0 adalah perpaduan karakter model 3.0 ditambah watak berani dan gila.

Sebab budaya korupsi, sudah TSM, meminjam istilahnya Ibu Megawati Seokarnoputri, Sang Anggrek Besi. Terstuktur, sistematis dan massif. Sebab lainnya adalah, rakyat perlu gagasan-gagasan besar dan orisinil namun praktis, untuk melawan penyelewengan uang rakyat.

Tipikal pemimpin 4.0 adalah pemimpin yang berani gila. Berani melawan arus. Ngotot melawan korupsi yang sudah TSM. Gila dalam gagasan-gagasannya namun praktis dan logis.

Karena punya watak gila, biasanya pemimpin 4.0 kadang-kadang “Bonek”, bondo nekat. Perkasa melawan budaya kotor, koruptif, manipulative, mafia, bahaya, dan TSM.

Degil dan tangguh dalam berjuang untuk kebijakan yang pro rakyat. Garang dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Punya gagasan gila tuk mempromosikan kebijakan yang menjunjung tinggi kesejahteraan rakyat.

Konon, Ignasius Jonan dan Ahok-Basuki Thahaja Purnama, adalah salah satu model pemimpin yang berani dan eksentrik.

Biasanya orang yang berani dan gila model ini, orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. (Kang Marbawi, 040824)

 

 


  • Tag:

Berita Terkini

Tengok saja, bagaimana Presiden Prabowo menyambut Megawati seperti menyambut saudara yang telah lama tak bersua. (Dok Setneg)

Pojokan 255: Ketemu

6 jam yang lalu