Oleh :
Karyono Hafidzahullah, S.Si, M.Si, (Alumni Fak Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
S2 Ilmu Lingkungan UNS, Konsultan, Researcher, Trainer dan
Pimpinan PPTQ LAUHUL MAHFUZH di Wonosari, Klaten, Jawa Tengah)
Allah telah menciptakan alam semesta dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah dicatat secara akurat dan terjaga di Kitab Lauhul Mahfudz yang menuliskan seluruh catatan mengenai takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta. Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah SAW bersabda, "Allah menjadikan rahmat itu seratus bagian, Sembilan puluh sembilan Dia tahan di sisi-Nya, sedangkan satu bagian ia turunkan ke bumi. Dari satu bagian itulah semua makhluk saling menyayangi hingga seekor binatang mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya." Dalam riwayat lain disebutkan, "Sesungguhnya Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, Dia juga menciptakan seratus rahmat. Setiap rahmat memenuhi antara langit dan bumi. Satu di antaranya Dia jadikan rahmat di muka bumi. Dengan satu rahmat itulah seorang ibu mempunyai rasa sayang terhadap anaknya. Demikian pula binatang dan burung, mereka saling menyayangi. Apabila hari kiamat tiba, Dia menyempurnakan rahmat itu. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata dari banyak bukti tentang besarnya cinta Allah kepada manusia "Bukti kecintaan Allah yaitu Allah tidak membiarkan manusia berjalan sendirian dia mengkaruniakan teman terbaik yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenal manusia kepada Tuhannya sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT firmannya, "sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. " (QS.al-ahzab 33: 21)
Al-Qur'an juga menyebutkan cinta dan kasih sayang yang merujuk pada hubungan sesama manusia. Dalam hal ini, dengan ketetapan-Nya, Allah telah mengatur kehidupan manusia di bumi sedemikian rupa agar dapat hidup berdampingan dan saling mengasihi. Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapapun. Allah SWT berfirman "Rahmat (kasih sayang) -ku meliputi segala sesuatu. " (QS AL-A'Raf 7 : 156). Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an mengenai kasih sayang dan romantisnya Allah SWT kepada hamba-Nya, yaitu ;
1. Surat Al Ahzab 43
هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Artinya: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa Dia-lah yang menyayangi kalian dan menyanjung kalian, dan para malaikat berdoa untuk kalian, agar Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan kebodohan dan kesesatan kepada cahaya Islam. Allah Maha Penyayang kepada orang-orang Mukmin di dunia dan akhirat, tidak menyiksa mereka selama mereka selalu taat dan ikhlas kepadaNya.
2. Surat At Taubah 40
إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan Wahai sekalain sahabat-sahabat rasululllah ! Bila kalian tidak berangkat berperang bersamanya ketika kalian diminta berangkat, dan bila kalian tidak menolongnya, maka sungguh Allah telah menguatkannya dan menolongnya pada hari orang-orang kafir dari suku quraisy mengusirnya dari negerinya (Makkah), dan dia salah seorang dari dua orang (dia dan abu bakar shidik), dan mereka memaksa keduanya untuk berlindung di dalam gunung gua tsur di Makkah, di mana dia tinggal di dalamnya selama tiga hari tiga malam, ketika dia berkata kepada sahabtnya (abu bakar) yang dia lihat ketakutan mengkhawatirkannya, ”janganlah bersedih . Sesungguhnya Allah bersama kita dengan pertolongan dan dukunganNya.” Maka Allah menurunkan ketenangan di hati rasulullah dan menolongnya dengan bala tentara yang tidak terlihat oleh siapapun dari kalangan manusia. Mereka adalah para malaikat. Maka Allah menyelamatkannya dari musuhnya dan Allah menghinakan musuhnya, dan menjadikan slogan orang-orang kafir rendah. Dan kalimat Allah itulah yang paling tinggi, yaitu dengan meninggikan agama islam. Dan Allah mahaperkasa dalam kekuasaanNYa, maha bijaksana dalam pengaturan urusan-urusan hamba-hambaNya.
3. Surat Al Baqoroh 156
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa diantara karakter sifat orang-orang yang sabar itu bahwa mereka sesungguhnya ketika ditimpa sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami adalah hamba sahaya milik Allah, di bawah pengaturan perintah dan kendali Nya, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya kepada kami dan Sesungguhnya kami akan kembali kepada Nya melalui kematian,kemudian kebangkitan untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya
4. Surat Al Baqoroh 152
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kaum Mukmin untuk berdzikir (mengingat dan menyebutnya), dan menjanjikan kepadanya balasan yang paling utama berupa pujian di hadapan para malaikat yang paling tinggi kedudukannya bagi orang yang berdzikir (mengingat dan menyebut Nya), dan khususkanlah –wahai orang-orang yang beriman- rasa syukur kepada Ku secara lisan dan amalan, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-nikmat Ku atas kalian.
5. Surat Al Baqoroh 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa apabila kamu -wahai Nabi- ditanya oleh hamba-hamba Ku tentang Aku, katakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Aku ini dekat dari mereka, Aku dapat mengabulkan permintaan orang-orang yang berdoa bila dia berdoa kepada Ku, maka hendaknya mereka taat kepada Ku dalam perkara yang Aku perintahkan kepada mereka dan apa yang Aku larang mereka melakukannya, dan agar mereka beriman kepada Ku. Semoga mereka mendapatkan petunjuk menuju kemaslahatan-kemaslahatan dari agama di dunia mereka. Dalam ayat ini terdapat pemberitahuan dari Allah subhanahu wata’ala tentang kedekatan Allah dengan hamba-hamba Nya, kedekatan yang sesuai dengan keagungan Nya.
Allah SWT memiliki sifat Al-Mahabbah (cinta), yakni Allah mencintai hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Namun, cinta-Nya tidak seperti cintanya makhluk dan cinta Allah itu telah dibuktikan di dalam kitab dan hadits. Setiap umat Muslim tentu mengharapkan keridhaan serta kasih sayang dari Allah, sebagaimana uraian dibawah ini. Pertama diturunkannya Alquran ; Allah SWT, tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-Nya(QS Al Baqarah [2] : ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa.'' Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran. 1. Petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. 2. petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. 3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.
Kedua, mengutus para rasul ; Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman:
''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.''
Dia tidak membiarkan manusia berjalan "sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yaitu karakter mulia Rasulullah SAW sebagai uswathun hasanah paling baik yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Ketiga, diciptakannya alam semesta ; Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia. Difirmankan” (QS Al Baqarah [2]: 29) :
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Mahamengetahui segala sesuatu
Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak bermanfaat. Semuanya telah ditata dengan akurat, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.
Keempat, luasnya ampunan Allah ; Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW bersabda:
"Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat (HR Muslim).
Kelima, memberikan rezeki. Allah adalah Al Razzaq, Dzat Mahapemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. (QS Saba [34]: 39):
'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.''
Setiap muslim tentu ingin menjadi orang yang beriman dan bertakwa untuk meraih cinta dan ridho dari Allah SWT, karena kita sebagaimana dalam QS. Yunus ayat 62-63 sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” Di sini kita mendapatkan hikmah bahwa untuk menjadi Wali Allah kita harus dekat dengan Allah, tidak cukup hanya mengaku beragama Islam, tapi juga rajin amalan yang wajib kita laksanakan adalah : pertama, Taubat ; Kita selaku manusia biasa tentu saja tidak akan terlepas dari dosa, karena saat ini penyebab dosa ada di sekeliling kita dalam berbagai bentuk, baik media maupun aplikasi disetiap situasi dan kondisi banyak dosa yang merongrong kita untuk berbuat dosa. maka janganlah malas untuk senantiasa beristighfar, memohon ampun dari berbagi dosa yang telah dilakukan dan Allah senantiasa membuka pintu taubat-Nya. Maka sesungguhnya “Tidak ada dosa yang besar seandainya rajin untuk mentaubatinya dan tidak ada dosa kecil jika sering mengulangi dan tidak mentaubatinya.” Kedua, Berzikir ; Cara kita meraih Cinta Allah Swt juga dapat dilakukan dengan berzikir. Hal ini juga diharapkan agar kita selalu diberikan rahmat oleh Allah Swt. Berdikir pun merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadis Qudsy: ''Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati- Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta.'' (HR Bukhari dan Muslim). Ketiga, mentadaburi Al-Quran ; cara lain untuk meraih cinta Allah Swt dengan membaca Al-Quran. Nabi Saw berpesan: “Siapa yang ingin berkomunikasi dengan Allah maka bacalah Alquran. Orang yang bisa membaca Alquran dengan baik itu ada di posisi yang terhormat. Siapa yang bisa membaca Alquran dengan baik, sesuai dengan ilmunya dan kaidahnya, maka dijamin bersama para malaikat,". Keempat, Berdoa ; Berdoa kepada Allah dengan penuh kesungguhan, dengan kesabaran dan ikhtiar bahwa diri kita lemah tanpa bantuan Allah SWT (QS Al_Baqarah: 185). Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”
Ada satu hadist yang dapat kita renungkan secara bersama, yaitu Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’” (HR. Bukhari).
Demikianlah uraian romantisnya Allah SWT terhadap hamba terpilihnya ; sebagaimana penegasanNYA dalam QS Al Baqoroh 156 ; kau adalah milikku, QS Al Baqoroh 152 ; letakan aku dalam hatimu maka akupun akan meletakan kamu dalam hatiku, QS Al Baqoroh 186 ; aku akan berlari saat kamu memanggilku, QS At Taubah 40 ; lupakan orang yang membuatmu sakit aku akan menemanimu setiap saat, dan QS Al Ahzab 43 ; aku bersumpah mencintaimu dengan cara yang berbeda. Bahkan, hamba terpilihNYA (wali Allah) tidak saja dibimbing dan dilindungi tetapi setiap langkah dan geraknya, mulai dari doanya, pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya telah mendapat ridho dari Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawab