Romantisnya Allah Pada Hambanya

Romantisnya Allah Pada Hambanya

Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan Wahai sekalain sahabat-sahabat rasululllah ! Bila kalian tidak berangkat berperang bersamanya ketika kalian diminta berangkat, dan bila kalian tidak menolongnya, maka sungguh Allah telah menguatkannya dan menolongnya pada hari orang-orang kafir dari suku quraisy mengusirnya dari negerinya (Makkah), dan dia salah seorang dari dua orang (dia dan abu bakar shidik), dan mereka memaksa keduanya untuk berlindung di dalam gunung gua tsur di Makkah, di mana dia tinggal di dalamnya selama tiga hari tiga malam, ketika dia berkata kepada sahabtnya (abu bakar) yang dia lihat ketakutan mengkhawatirkannya, ”janganlah bersedih . Sesungguhnya Allah bersama kita dengan pertolongan dan dukunganNya.” Maka Allah menurunkan ketenangan di hati rasulullah dan menolongnya dengan bala tentara yang tidak terlihat oleh siapapun dari kalangan manusia. Mereka adalah para malaikat. Maka Allah menyelamatkannya dari musuhnya dan Allah menghinakan musuhnya, dan menjadikan slogan orang-orang kafir rendah. Dan kalimat Allah itulah yang paling tinggi, yaitu dengan meninggikan agama islam. Dan Allah mahaperkasa dalam kekuasaanNYa, maha bijaksana dalam pengaturan urusan-urusan hamba-hambaNya.

3.    Surat Al Baqoroh 156

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

 

Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa diantara karakter sifat orang-orang yang sabar itu bahwa mereka sesungguhnya ketika ditimpa sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami adalah hamba sahaya milik Allah, di bawah pengaturan perintah dan kendali Nya, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya kepada kami dan Sesungguhnya kami akan kembali kepada Nya melalui kematian,kemudian kebangkitan untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya

4.    Surat Al Baqoroh 152   

    فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

 

Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kaum Mukmin untuk berdzikir (mengingat dan menyebutnya), dan menjanjikan kepadanya balasan yang paling utama berupa pujian di hadapan para malaikat yang paling tinggi kedudukannya bagi orang yang berdzikir (mengingat dan menyebut Nya), dan khususkanlah –wahai orang-orang yang beriman- rasa syukur kepada Ku secara lisan dan amalan, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-nikmat Ku atas kalian.

5.    Surat Al Baqoroh 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

 

Dalam tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa apabila kamu -wahai Nabi- ditanya oleh hamba-hamba Ku tentang Aku, katakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Aku ini dekat dari mereka, Aku dapat mengabulkan permintaan orang-orang yang berdoa bila dia berdoa kepada Ku, maka hendaknya mereka taat kepada Ku dalam perkara yang Aku perintahkan kepada mereka dan apa yang Aku larang mereka melakukannya, dan agar mereka beriman kepada Ku. Semoga mereka mendapatkan petunjuk menuju kemaslahatan-kemaslahatan dari agama di dunia mereka. Dalam ayat ini terdapat pemberitahuan dari Allah subhanahu wata’ala tentang kedekatan Allah dengan hamba-hamba Nya, kedekatan yang sesuai dengan keagungan Nya.

Allah SWT memiliki sifat Al-Mahabbah (cinta), yakni Allah mencintai hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Namun, cinta-Nya tidak seperti cintanya makhluk dan cinta Allah itu telah dibuktikan di dalam kitab dan hadits. Setiap umat Muslim tentu mengharapkan keridhaan serta kasih sayang dari Allah, sebagaimana uraian dibawah ini. Pertama diturunkannya Alquran ; Allah SWT, tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-Nya(QS Al Baqarah [2] : ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa.''  Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran. 1. Petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. 2. petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. 3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

Kedua, mengutus para rasul ; Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman: 


Berita Terkini