Ketua MUI Kelurahan Cigadung, dan Wakil Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Subang Periode tahun 2024 – 2029 dan pengajar di beberpa Majelis Ta’lim di Kecamatan Subang
Ketika memasuki bulan Rajab umat Islam selalu memperingati peristiwa Isra Mi’raj atau Rajaban (sunda). Mulai dari tingkat terendah DKM (RT &RW) di lingkungan sampai ke tingkat nasional Istana negara. Kesadaran umat Islam akan pentingnya memperingati peristiwa Isra Mi’raj sudah mulai tumbuh karena pemahaman dan wawasan keagamaan keislaman yang mereka pelajari dari sumber literasi. Sangat wajar jika umat Islam mengadakan pengajian syiar dan da’wah dalam tablig akbar di setiap daerahnya. Ada yang menyelenggarakan pengajian di masjid tempat tinggalnya, ada pula yang melaksanakan di lapang (tabligh akbar). Karena bulan Rajab adalah bulan haram (mulia) bagi umat Islam.
Ketika memasuki bulan Rajab ada doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW berserta para sahabatnya, doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW yang artinya : Ya Allah , Tahun kami semua berkahilah kami semua di bulan Rajab, dan berkahilah kami semua di bulan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami semua hingga bulan romadhon dan kabulkanlah hajat (keinginan) serta cita-cita kami semua. Doa ini sangat popular yang biasa didawamkan oleh ibu-ibu Majelis Ta’lim di setiap pengjian rutinan di masyarakat.
Kemulian bulan Rajab termaktub juga dalam Al-Quran Surat At-Taubah (9) : 36. Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Ada 4 (empat) bulan haram (mulia) menurut pandangan Alloh SWT, yakni bulan Dzulqodah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Oleh karenanya umat Islam sering mengagungkan bulan Rajab tersebut. Sebab banyak amaliah di bulan Rajab yang memberikan nilai pahala. Salah satu pahal (ganjaran) yang besar dan biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika memasuki bulan Rajab yaitu puasa sunah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan dalam haditsnya Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.”
Amaliah-amaliah lainya di bulan Rajab yaitu : memperbanyak istigfar (taubat) kepada Allah Swt, melaksanakan ibadah saum sunah, membaca Al-Qu’ran, dan memperbanyak sedekah jariah sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW, dan memperbanyak bacaan sholawat kepada Nabu Muhammad. Amalan itulah yang dapat dilaksanakan tentunya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, karena amaliah itu sifatnya sunah dan anjuran. Jika ingin mendapatkan kemulian dan pahala di sisi Alloh SWT, maka amaliah tersebut dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Momentum di bulan Rajab, ada satu peristiwa yang sangat luar biasa yang secara logika manusia tidak akan masuk akal yaitu, peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Menurut kamus bahasa Arab Indonesia karya : Prof. Dr..H. Mahmud Yunus, arti Isra yaitu, memperjalankan Dia (Muhammad) pada malam hari. Sedanngkan Mi’raj yaitu naik ke tangga langit terus ke sidratul Muntaha hingga ke langit ketujuh . Ke tujuh langit tersebut Rasulullah SAW bertemu dengan penghuninya di antara para penghuni langit tersebut adalah , langit ke 1 penghuninya Nabi Adam a.s., Penghuni langit kedua Nabi Yahya a.s. dan Nabi Isa a.s., penghuni langit ketiga Nabi Yusuf a.s., penghuni langit keempat Nabi Idris a.s., penghuni langit kelima Nabi Harun a.s., penghuni langit keenam Nabi Idris a.s., dan penghuni langit ketujuh Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s.
Perjalanan Rasulullah SAW pada malam hari dari masjidil haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha di Yerusalem (Palestina) dengan kekuasaan Allah Swt ditempuh hanya dengan waktu yang sangat singkat. Menurut para ulama jika ditempuh dengan sebenarnya dan menggunakan kendaraan onta pada saat itu mencapai kurang lebih tiga bulan. Makanya orang-orang kafir quraisy pada saat itu tidak percaya atas kejadian Isra Mi’raj tersebut, karena menurut akal logika mereka tidak masuk akal dan dalam waktu yang singkat naik ke langit , kemudian turun lagi ke bumi bertemu dengan Allah. Selanjutnya sebelum shalat subuh sudah tiba lagi di bumi. Hal ini diceritkan kepada sahabat Nabi Muhammad yaitu Abu Bakar As sidiq.
“”Wahai sahabat Rasul (Abu Bakar) apakah Nabi sudah gila, masa dari bumi naik ke langit sampai ke langit ketujuh dan bertemu dengan Allah, kemudian dalam beberapa waktu turun lagi ke bumi”. Tapi apa jawaban dari Abu Bakar, apa yang dikerjakan oleh Rasul dan apa yang dilaksanakan oleh Rasul atas peristiwa tersebut adalah benar adanya. Bahkan kata Abu Bakar saya sangat percaya atas peristiwa tesebut.
Memang atas kejadian peritiwa Isra Mi’raj itu harus dijawab dengan keimanan kepada Allah Swt, sungguh sangat luar biasa peristiwa tersebut. Hanya orang-orang yang berimanlah yang bisa mempercayai peristiwa Isra Mi’raj. Hal ini dibuktikan dengan Al-Quran Surat Al-Isro (17) ; 1 yang artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hikmah dari peristiwa Isro Mi’raj yang sangat luar biasa pada bulan Rajab ini, kita umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan shalat yang lima waktu sehari semalam.
Pada awalnya kita umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat sebanyak 50 waktu, jika dihitung dua puluh empat jam sehari semalam maka kita hampir dua menit sekali melaksanakan ibadah kepada Allah. Sungguh sangat berat bagi umat Islam. Shalat lima waktu sehari semalam saja umat Islam banyak yang tidak mengerjakan. Bahkan masih banyak yang lalai atas perintah shalat tersebut. Atas Maha Pengasih dan Penyayang-Nya Allah ada keringanan dalam melaksanakan ibadah shalat kepada-Nya. Nabi Muhammad bertemu dan berdialog langsung dengan Allah perintah sholat menjadi lima waktu dalam melaksanakannya. Keistimewaan inilah Nabi Muhammad langsung bisa berdialog dengan Alloh, tanpa melalui malaikat. Karena istimewanya diperintahkan untuk melaksanakan perintah sholat secara langsung.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku karena Allah yang menguasai alam ini, itulah sepenggal doa dalam bacaan shalat. Semoga atas peristiwa Isra Mi’raj kita semua bisa mengambil ibrah (pelajaran) tentang pentingnya melaksanakan perintah shalat yang lima waktu. Sebab sungguh tinggi nilai-nilai ibadah shalat dibanding dengan ibadah lainya. Karena kelak amal yang pertama akan ditanya dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah, yakni tentang shalat.
Diakhir tulisan ini, ada satu janji yang benar-benar akan terbukti. Perbaiki sholatmu, maka Alloh akan memperbaiki hidupmu. “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu” (Q.S. Al-baqoroh (2) ; 153. Bisa jadi jika kita dalam menghadapi kehidupan ini selalu mengalami kesusahan, kegelisahan, keraguan dan kemiskinan karena sholat kita belum baik dan sempurna seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Jika sholat yang kita kerjakan benar, maka kita akan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana dalam al-Quran surat al-ankabut (29) : 45 Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas peristiwa Isro Mi’raj tersebut dan dapat melaksanakan sholat yang lima waktu sebagaimana yang diperintahkan Alloh SWT. Aamiin Ya Robbal ‘alamin. "Wallāhu A‘lam bish-ṣawāb" (*)