Ideologi Muhammad Bahauddin Amin Tentang Menjadi Orang yang Produktif

Gambar (Pixabay: Gerd Altmann/geralt)
Oleh
Fauzan Syahbudin
Saat ini, fenomena banyak orang memiliki lebih dari satu pekerjaan semakin umum terjadi. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, sekitar 12,3% pekerja di Indonesia memiliki pekerjaan tambahan atau yang sering disebut sebagai "side hustle." Persentase ini lebih tinggi di daerah perdesaan, mencapai 21,6%, dibandingkan dengan 10,2% di perkotaan.
Fenomena memiliki lebih dari satu pekerjaan erat kaitannya dengan produktivitas. Orang yang produktif tidak hanya mampu menyelesaikan banyak tugas, tetapi juga mampu memilih dan menyelesaikan tugas yang benar-benar penting. Mereka mengelola waktu dan energi dengan bijaksana, memastikan bahwa setiap usaha yang mereka lakukan memberikan hasil maksimal.
BACA JUGA: Leuit, Simbol Ketahanan Pangan dan Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kasepuhan Gelar Alam
Produktivitas adalah konsep penting di berbagai bidang seperti ekonomi, manajemen, pendidikan, dan pengembangan pribadi. Ini berarti melakukan pekerjaan dengan efisien dan efektif untuk menghasilkan hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang ada sebaik mungkin. Pada tingkat individu, produktivitas menunjukkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas dengan baik.
Menurut Peter Drucker (1966) produktivitas pribadi tidak hanya tentang seberapa banyak yang dapat diselesaikan, tetapi juga tentang memilih dan menyelesaikan tugas yang benar-benar penting. Stephen Covey (1989) menekankan pentingnya proaktivitas dan penentuan prioritas dalam mencapai produktivitas tinggi. Sementara itu, Tim Ferriss (2007) menggambarkan orang yang produktif sebagai seseorang yang mampu mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas yang tidak penting, sehingga dapat lebih fokus pada tugas-tugas yang menghasilkan hasil yang signifikan.
Bardasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang produktif bukan hanya bekerja lebih keras, tetapi juga bekerja lebih cerdas dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan dapat menghasilkan hasil yang signifikan. Mereka proaktif dalam menentukan prioritas dan menggunakan waktu serta energi mereka secara efisien untuk mencapai tujuan mereka.
Penulis mencoba mewawancarai seorang narasumber yang terkenal karena cukup produktif sejak remaja hingga sekarang. Pengalaman narasumber ini menawarkan pandangan yang menarik mengenai konsep produktivitas menurut pandangannya sendiri.
BACA JUGA: Pemerintah Daerah Jangan Hanya Audit Pemberian Dana Hibah Saja
Muhammad Bahauddin Amin, ST, S.Ked atau bisa juga dipanggil Bahauddin adalah seorang pengusaha, arsitek, motivator, pelatih produktivitas, suami dan juga ayah. Beliau mempunyai beberapa pekerjaan yang ia jalani di umurnya yang ke 37 tahun ini. Keahlian dan pekerjaan beliau di berbagai bidang ini tidak lepas dari pengalamannya dari semenjak awal umur 20-an.
Beberapa pekerjaan dan keahlian sudah pernah Pak Bahauddin lakukan. Hal ini membuatnya menjadi seorang yang benar-benar produktif sejak dulu. Namun seiring usianya bertambah, pemahaman beliau tentang orang yang produktif juga mulai berubah.
Beliau lahir besar di Jayapura dan berkuliah di salah satu universitas di Jayapura dengan mengambil jurusan arsitektur. Selama kuliah beliau juga aktif menjadi pembicara mengenai public speaking mulai dari sekolah, perusahaan sampai di tingkat pemerintahan.
Setelah menjadi pembicara aktif di berbagai tempat, Pak Bahauddin mulai tertarik dengan dunia pendidikan, menurutnya mengajarkan hal baru ke orang lain hingga membuat dampak pada kehidupan mereka adalah suatu kenikmatan tersendiri.
Di sekitar awal sampai akhir usia 20-an beliau aktif di berbagai tempat. Dari menjadi owner sekaligus guru di Bimbingan Belajar (Bimbel), pembicara mengenai public speaking, motivator, pebisnis makanan,
Bagi Pak Bahauddin pada saat itu hal yang membuatnya mengerjakan banyak hal di beberapa bidang adalah karena 3 hal yaitu ; kesempatan, suka, dan terjebak. Selain itu rasa ego tinggi karena ingin dibilang hebat yang membuatnya ingin terus produktif di berbagai bidang.
“Pada saat itu bagi saya tidur 3 jam sehari adalah hal yang keren. ” Begitu ucapnya.
Namun produktif yang di maksud justru membawa dampak buruk ketika muncul masalah dalam kesehatanya. Penyakit asma yang Pak Bahauddin miliki memburuk hingga membuatnya lebih banyak beristirahat, ditambah lagi beberapa usaha yang dimilikinya harus dia lepas karena bangkrut.