Pedagang Pasar Kasomalang di Subang Lesu, Omzet Harian Menurun Tajam

Pedagang Pasar Kasomalang di Subang Lesu, Omzet Harian Menurun Tajam

Gema salah satu pedagang Pasar Kasomalang pasrah karena dagangannya kurang laku akibat sepi pengunjung.(Hadi Martadinata/PAsundan Ekspres)

SUBANG-Aktivitas perdagangan di Pasar Kasomalang, Kabupaten Subang, mengalami penurunan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli yang berdampak langsung terhadap penurunan pendapatan harian mereka.

Salah seorang pedagang, Gema mengungkapkan, sejak bulan April lalu, kondisi pasar tidak kunjung membaik.

"Biasanya saya bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp2,5 juta per hari. Tapi sekarang paling hanya Rp1,2 juta, itu juga kalau sedang ramai," ungkap Gema saat ditemui di kios miliknya, Senin (19/5).

Penurunan ini tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua pedagang saja, melainkan hampir merata di seluruh lapak. Gema menyebut banyak pedagang lainnya juga mulai jenuh dengan situasi yang berlangsung cukup lama ini. 

BACA JUGA: Ubah Sampah Liar jadi Taman Lingkungan dan Warung Hidup di Subang

Menurutnya, atmosfer pasar sudah tidak lagi sehidup biasanya. Aktivitas jual beli melambat, dan banyak pelanggan yang sebelumnya rutin berbelanja kini mulai jarang terlihat.

"Banyak yang sekarang gajinya telat dibayar, bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Kalau gaji nggak turun, otomatis pengeluaran rumah tangga juga dikurangi. Jadi kebutuhan yang biasanya dibeli di pasar pun dikurangi," jelas Gema.

Menurut para pedagang, efisiensi belanja rumah tangga menjadi hal yang paling terasa dalam beberapa waktu terakhir. Barang-barang kebutuhan pokok yang biasanya laris manis, kini tidak lagi menjadi prioritas sebagian warga.

Bahkan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, beberapa keluarga lebih memilih membeli dalam jumlah yang sangat terbatas, atau menggantinya dengan produk yang lebih murah.

BACA JUGA: 539 Siswa SMPN 2 Jalancagak di Subang Terima Makan Bergizi Gratis

Kondisi ini membuat para pedagang harus berstrategi agar tetap bertahan. Beberapa diantaranya mengurangi jumlah stok barang yang mereka beli dari distributor, atau memilih menjual produk-produk yang harganya lebih terjangkau oleh masyarakat.

"Kalau kita beli barang banyak, tapi nggak laku, malah rugi. Sekarang mah dagang seperlunya saja, yang penting muter modal," tuturnya.

Senada dengan Gema, Adeng, pedagang lain yang telah lebih dari lima tahun berjualan di Pasar Kasomalang, juga mengeluhkan hal serupa.

Ia menyatakan  sepinya pasar bukan hanya disebabkan oleh faktor internal, melainkan lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat secara umum.

"Kami ingin kondisi pasar kembali ramai seperti dulu. Supaya kami juga bisa hidup layak, bisa bayar cicilan, bisa nyekolahin anak. Kalau terus begini, kami khawatir harus gulung tikar," ujar Adeng penuh harap.

Para pedagang berharap agar pemerintah daerah maupun pusat dapat segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi perekonomian, khususnya di tingkat akar rumput. Mereka berharap roda ekonomi bisa kembali berputar secara normal, sehingga daya beli masyarakat pun meningkat.

Pasar Kasomalang merupakan salah satu pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Kecamatan Kasomalang dan sekitarnya. Selain menjual kebutuhan pokok, pasar ini juga menjadi tempat transaksi hasil bumi, sayuran, daging, dan barang kebutuhan lainnya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, tantangan yang dihadapi pasar-pasar tradisional semakin kompleks. Selain persaingan dengan toko modern dan minimarket, kondisi ekonomi yang tidak stabil serta daya beli masyarakat yang menurun menjadi tantangan serius yang harus segera diatasi.


Berita Terkini