Kepala BSSN Diminta Tingkatkan Proteksi Objek Vital Nasional Usai Kasus Hack Surabaya!

Kepala BSSN Diminta Tingkatkan Proteksi Objek Vital Nasional Usai Kasus Hack Surabaya!

Kepala BSSN Diminta Tingkatkan Proteksi Objek Vital Nasional

PASUNDAN EKSPRES - Pada tanggal 27 Juni 2024, Komisi I DPR RI mengadakan rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membahas perkembangan penanganan gangguan pada Pusat Data Nasional. Dalam rapat ini, beberapa isu penting dibahas, termasuk keamanan siber, forensik digital, dan perlindungan data.

 

Forensik Digital dan Identifikasi Pelaku

 

BACA JUGA: Cara Pinjaman 500 Ribu Langsung Cair Tanpa KTP Lewat Aplikasi Ini

Dalam rapat tersebut, seorang anggota Komisi I mengajukan pertanyaan terkait dengan kemajuan forensik digital yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku serangan siber. "Saya ingin tahu sampai di mana forensik digital yang dilakukan dan apakah pelakunya sudah diketahui," tanyanya. Anggota tersebut juga menyoroti bahwa tingkat keberhasilan perbaikan data yang terkunci sangat rendah, bahkan kurang dari 2%.

 

Isu penguncian data oleh peretas juga menjadi topik diskusi. Menkominfo menjelaskan bahwa para peretas telah mengunci kode akses dan meminta tebusan. "Kita diminta untuk menebus, namun hal ini tentu tidak mungkin," jelasnya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi dan pentingnya tindakan cepat untuk mengatasinya.

 

BACA JUGA: Apple Ungkap Deretan Fitur Aksesibilitas di iOS 19 Menjelang WWDC 2025

Selain itu, anggota Komisi I juga menanyakan tentang strategi yang telah disusun untuk menangani serangan ini dalam jangka waktu kurang dari tiga bulan dan apakah sumber daya manusia yang dimiliki cukup untuk melindungi seluruh lembaga negara. "Saya ingin tahu secara jelas apakah SDM yang Bapak miliki cukup untuk memberikan proteksi kepada seluruh lembaga negara, khususnya terkait masalah ini," ujarnya.

 

Tanggung Jawab BSSN

Kepala BSSN juga mendapat sorotan terkait tugas dan tanggung jawabnya dalam melindungi objek vital nasional, termasuk informasi digital. "BSSN harus memberikan proteksi. Jika sumber daya manusia tidak cukup, segera direformasi dan diorganisir oleh mereka yang memiliki kemampuan canggih," tegas seorang anggota.

 

Kebutuhan Backup Data

 

Seorang anggota lain menekankan pentingnya sistem backup data yang memadai. Ia menanyakan sejauh mana hubungan kerja antara pusat-pusat data dan vendor-vendor terkait, seperti Telkom dan Lintas Harta. "Sejauh mana mereka punya data backup yang bisa diaktifkan kembali, meskipun membutuhkan waktu lama?" tanyanya. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur backup yang kuat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan layanan dan keamanan data.


Berita Terkini