4 Tahun Pasar Pamanukan Terbakar, Pedagang Tagih Janji Revitalisasi

4 Tahun Pasar Pamanukan Terbakar, Pedagang Tagih Janji Revitalisasi

Pedagang Pasar Inpres Pamanukan mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap lambannya penanganan revitalisasi pasar yang sudah lebih dari empat 4 terbakar.

“Mohon maaf, saya harus katakan ini. Dana ada, tapi tidak dipakai untuk membangun pasar. Seolah-olah pemda tidak berpihak pada kami,” ujarnya.

Menurut Irvan, jika alokasi anggaran dilakukan sejak 2023, seharusnya pasar bisa mulai dibangun pada 2024 dan aktif kembali di 2025. Namun hingga kini, aktivitas ekonomi di pasar masih mati suri.

Meski demikian, Irvan mengapresiasi langkah awal Bupati Reynaldy yang membuka kondisi anggaran daerah kepada publik. Transparansi ini disebut sebagai angin segar bagi pedagang.

“Kami berharap revitalisasi pasar menjadi program prioritas. Ada lebih dari 500 pedagang yang menggantungkan hidup dari pasar ini,” katanya.

Namun Irvan juga mengingatkan bahwa harapan harus disertai dengan tindakan nyata. Ia menolak jika dana hibah hanya dialokasikan untuk kelompok tertentu yang dekat dengan kekuasaan.

“Kami menolak keras jika dana hibah digunakan untuk mereka yang punya kepentingan politik, sementara kami yang hidup dari pasar justru diabaikan,” tegasnya.

Kondisi terkini di kawasan pertokoan PMK Pamanukan pun memprihatinkan. Dari total 317 unit toko, hanya sekitar 25 yang masih beroperasi. Sebagian besar tutup karena minimnya aktivitas ekonomi.

BMPP menegaskan, revitalisasi pasar bukan lagi kebutuhan jangka panjang, melainkan kebutuhan mendesak.

Keberadaan pasar yang layak adalah satu-satunya harapan untuk menghidupkan kembali ekonomi mikro di wilayah Pamanukan.

Pasar Pamanukan dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan utama di wilayah utara Subang. Namun sejak kebakaran besar di awal 2021, denyut ekonominya nyaris berhenti.

Tanpa intervensi nyata dari pemerintah, para pedagang hanya bisa menunggu sambil bertahan dalam keterbatasan. (hdi)


Berita Terkini