Daerah

Bakti TNI AU, Kasau: Bantu Ringankan Beban Masyarakat di Subang, Operasi Militer Selain Perang

Bakti TNI AU
Komandan Lanud Suryadarma Marsma TNI Sapuan saat memipin upacara ke-77 Hari Bakti TNI Angkatan Udara.(Cindy Desita Putri/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Upacara puncak peringatan ke-77 Hari Bakti TNI Angkatan Udara digelar di Lapangan Dirgantara, Lanud Suryadarma, Subang, Senin (29/7). Acara tersebut dipimpin oleh Komandan Lanud Suryadarma Marsma TNI Sapuan.

Dalam sambutan tertulis Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono yang dibacakan oleh Danlanud Suryadarma, disampaikan ajakan kepada seluruh prajurit dan pegawai negeri sipil TNI Angkatan Udara untuk mengambil makna penting dari patriotisme para pendahulu TNI Angkatan Udara.

Tujuh puluh tujuh tahun silam, pesawat Dakota dengan nomor registrasi VT-CLA yang membawa bantuan obat-obatan dan alat kesehatan, jatuh ditembak musuh. "Peristiwa tersebut mengakibatkan gugurnya seluruh awak pesawat, yang merupakan para pendahulu TNI Angkatan Udara, sebagai kusuma bangsa," terangnya.

Marsekal TNI M. Tonny Harjono menambahkan bahwa sebagai generasi penerus Angkatan Udara, harus dapat mengambil pelajaran penting dari peristiwa tersebut dan menggunakan momentum Hari Bakti ini untuk meringankan beban masyarakat, sesuai dengan tekad para pendahulu Angkatan Udara 77 tahun silam.

TNI Angkatan Udara juga senantiasa melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk meringankan beban sesama, seperti pengiriman bantuan kemanusiaan, baik di dalam maupun luar negeri, serta penanggulangan bencana alam di berbagai wilayah tanah air, melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca maupun pencarian dan pertolongan.

Kasau berharap agar karya bakti tahun ini dapat memberikan manfaat dan meringankan kebutuhan masyarakat Indonesia, serta menjadi bentuk nyata dari pengabdian prajurit TNI Angkatan Udara kepada bangsa dan negara.

Lebih lanjut, Kasau menyampaikan bahwa kompleksitas tantangan perang modern semakin meningkat dengan adanya dinamika geopolitik global, perkembangan teknologi disruptif seperti lethal autonomous weapon system dan pemanfaatan teknologi kuantum untuk pertahanan, serta ancaman non-tradisional yang meskipun tidak menggunakan kekuatan senjata, tetap memiliki dampak signifikan terhadap kestabilan negara. "Hal ini menuntut kita untuk senantiasa beradaptasi melalui pengembangan kapabilitas dan profesionalisme Angkatan Udara," ujarnya.

Dengan dukungan pemerintah, lanjutnya, TNI Angkatan Udara akan terus melaksanakan modernisasi alutsista dan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. "Saya yakin dengan meneladani patriotisme para pendahulu Angkatan Udara, kita akan mampu mewujudkan Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis, untuk Indonesia Maju," tutup Kasau.(cdp/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua