5 Film Hanung Bramantyo Adaptasi Novel Best Seller, Tuhan Izinkan Aku Berdosa Salah Satunya

5 Film Hanung Bramantyo Adaptasi Novel Best Seller, Tuhan Izinkan Aku Berdosa Salah Satunya

Still cut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa (dok.instagram/mvppictures_id)

PASUNDAN EKSPRES - Sutradara Hanung Bramantyo baru-baru ini merilis film layar terbarunya yang berjudul Tuhan Izinkan Aku Berdosa pada 22 Mei 2024.

Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa mengangkat isu sensitif yang mengundang reaksi beragam dari para penonton. 

Dikenal sebagai sutradara kenamaan tanah air, berikut rekomendasi film adapatsi novel karya Hanung Bramantyo. 

BACA JUGA:Apakah Bakal Ada Serial The Perfect Strangers Season 2?

BACA JUGA: Lebih Beban dari Sakura? Kenalan Sama Mary Jane Spider-Man

BACA JUGA:Netflix Bakal Garap Film Knives Out 3, Daniel Craig Kembali?

1. Ayat-Ayat Cinta (2008)

Siapa yang tak tahu film Ayat-Ayat Cinta? film fenomenal yang satu ini dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. 

Ayat-Ayat Cinta adalah film religi hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta.

BACA JUGA: Spoiler One Piece 1149: Pertempuran Sengit di Maria Joa Terungkap!

Menariknya, meski kisah dalam film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, Mesir, tetapi proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota tersebut. 

BACA JUGA:Sinopsis When We Bloom Again (2024), Kisah Tragedi Kapal Sewol yang Mengharukan

BACA JUGA:Film Vina: Sebelum 7 Hari Kalahkan Siksa Kubur, Raih 5 Juta Penonton!

2. Perempuan Berkalung Sorban (2009)

Perempuan Berkalung Sorban adalah film Indonesia bergenre drama romantis bertema Islam yang dibintangi Revalina S. Temat, Joshua Pandelaki, Nasya Abigail, Widyawati, Oka Antara, Reza Rahadian, dan Ida Leman. 

Film ini dibuat berdasarkan novel berjudul sama karya penulis Abidah El Khalieqy yang terbit pada tahun 2001. 

Film Perempuan Berkalung Sorban menyajikan latar tradisi sebuah sekolah pesantren di Jawa Timur yang cenderung mempraktikkan tradisi konservatif terhadap wanita dan kehidupan modern. 

Sebagai informasi tambahan, dialog dalam film ini dibawakan dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan juga terkadang bahasa Arab yang sering digunakan di sekolah pesantren.


Berita Terkini