PASUNDAN EKSPRES - Puluhan orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon. Sebanyak 22 orang tewas dan 117 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di pusat kota Beirut pada Kamis malam (10/10), menurut keterangan dari kementerian kesehatan Lebanon.
Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon
Wartawan BBC mendengar ledakan keras dari lokasi serangan di Bachoura, sebuah wilayah kecil yang mayoritas penduduknya adalah Syiah di ibu kota.
Tim penyelamat terlihat menggali reruntuhan di tempat kejadian.
Ambulans bergegas membawa banyak korban terluka ke rumah sakit Universitas Amerika.
Laporan media yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa target serangan tersebut kemungkinan adalah Wafiq Safa, ipar dari pemimpin Hezbollah yang terbunuh, Hassan Nasrallah, dan seorang pejabat keamanan tinggi di kelompok tersebut. Sementara itu, kantor media Hizbullah belum memberikan komentar.
BACA JUGA: Negara-negara Teluk Paksa AS untuk Hentikan Pengeboman Israel di Situs Minyak Iran
Serangan Israel menghantam bangunan tempat tinggal di dua lingkungan padat penduduk di Bachoura, yaitu Nweiri dan Basta.
Tidak ada peringatan sebelumnya mengenai serangan yang terjadi, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum memberikan komentar.
Serangan tersebut adalah ketiga kalinya Israel melancarkan serangan udara di luar wilayah pinggiran selatan Dahieh, tempat mereka sering menyerang, menewaskan komandan Hizbullah dan menghancurkan gudang senjata.
Seorang wanita di luar rumah sakit, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa dia berada di gedung sebelah saat ledakan terjadi.
Dia mengatakan bahwa gedung yang terkena serangan itu sepenuhnya adalah bangunan tempat tinggal, dengan tinggi sekitar empat atau lima lantai.
Serangan di Beirut terjadi beberapa jam setelah dua penjaga perdamaian Indonesia terluka di Lebanon selatan ketika sebuah tank Israel menembak sebuah menara pengawas, menurut PBB.
Sebuah menara pengawas di pangkalan PBB di Naqoura terkena serangan, menyebabkan para penjaga perdamaian jatuh, menurut pernyataan dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil).
Unifil adalah misi penjaga perdamaian yang dibentuk pada tahun 1978 untuk memantau konflik dan membantu memastikan akses kemanusiaan bagi warga sipil di Lebanon selatan.
PBB mengatakan bahwa pasukan Israel telah berulang kali menyerang posisi PBB dalam 24 jam terakhir. Tentara Israel juga dituduh sengaja menembaki kamera dan lampu di dua pangkalan Unifil lainnya.
Kedua penjaga perdamaian tidak mengalami cedera serius tetapi tetap dirawat di rumah sakit.
PBB menambahkan bahwa serangan yang disengaja terhadap para penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Dalam insiden terpisah, tentara Israel menembaki sebuah pangkalan di Naqoura, menghantam pintu masuk ke bunker tempat para penjaga perdamaian berlindung, serta merusak kendaraan dan sistem komunikasi.
(ipa)