PASUNDAN EKSPRES - Bom kembali meledak di Lebanon, konflik Israel semakin meluas. Radio genggam yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah meledak pada hari Rabu (18/9) di selatan Lebanon.
Peristiwa ini memicu ketegangan setelah ledakan serupa terjadi pada pager milik kelompok tersebut sehari sebelumnya.
Bom Kembali Meledak di Lebanon
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa 20 orang meninggal dan lebih dari 450 lainnya terluka di sekitar pinggiran kota Beirut dan Lembah Bekaa.
Sementara itu, korban tewas dari ledakan yang terjadi pada hari Selasa bertambah menjadi 12 orang, termasuk dua anak-anak, dengan hampir 3.000 orang lainnya terluka.
Pejabat Israel belum memberikan tanggapan terkait ledakan itu, namun sumber keamanan menyebutkan bahwa badan intelijen Israel, Mossad merupakan pelaku yang bertanggung jawab.
BACA JUGA: CEO Yamaha Yoshihiro Hidaka Diserang Putrinya Sendiri dengan Pisau
BACA JUGA: Donald Trump vs Taylor Swift: Kontroversi Panas Jelang Pilpres AS 2024
Seorang pejabat Hizbullah mengatakan bahwa insiden tersebut adalah pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah.
Operasi yang tampaknya mengacaukan Hizbullah ini terjadi di saat perang Israel di Gaza sudah berlangsung selama 11 bulan.
Hal tersebut tentunya memicu kekhawatiran akan kemungkinan peningkatan ketegangan di perbatasan Lebanon dan risiko terjadinya perang yang lebih luas di kawasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menuduh Israel memicu ketegangan di Timur Tengah yang dapat mendorong kawasan tersebut ke ambang perang regional dengan menyebabkan eskalasi berbahaya di berbagai sektor.
Salah satu ledakan di Lebanon terjadi di dekat pemakaman yang diadakan oleh Hizbullah, yang didukung Iran, untuk korban tewas dari insiden sehari sebelumnya.
Pada saat itu, ribuan pager milik kelompok tersebut meledak hingga melukai banyak anggotanya.
Gambar-gambar walkie-talkie yang meledak menunjukkan label "ICOM" dan "buatan Jepang". Menurut situs webnya, ICOM adalah perusahaan radio dan telepon berbasis di Jepang.
Perusahaan ini mengatakan bahwa model IC-V82, yang tampak seperti model pada gambar, sudah dihentikan produksinya sejak 2014.
Radio genggam tersebut dibeli oleh Hizbullah lima bulan lalu, sekitar waktu yang sama dengan pembelian pager, menurut sumber keamanan.
Pada ledakan di hari Selasa, sumber-sumber menyebutkan bahwa agen Israel meledakkan bahan peledak jarak jauh yang dipasang di 5.000 pager yang dipesan Hizbullah sebelum memasuki Lebanon.
(ipa)