Internasional

Gelombang Panas di Yunani menyebabkan Sekolah dan Wisata Ditutup Sementara

Gelombang Panas di Yunani menyebabkan Sekolah dan Wisata Ditutup Sementara
Gelombang Panas di Yunani menyebabkan Sekolah dan Wisata Ditutup Sementara (Image From: Illustration/Pixabay)

PASUNDAN EKSPRES - Gelombang panas di Yunani, sekolah-sekolah umum ditutup. Yunani telah mengalami gelombang panas yang terik di musim ini.

Kondisi cuaca ekstrem ini telah mendorong pihak berwenang di Yunani untuk mengambil beberapa tindakan, seperti menutup sekolah-sekolah umum, membatasi aktivitas di luar ruangan, dan mengeluarkan peringatan keselamatan bagi masyarakat. 

Gelombang Panas di Yunani menyebabkan Sekolah dan Wisata Ditutup 

Akibat gelombang panas yang melanda Yunani dengan suhu yang terus meningkat hingga melampaui 100 derajat Fahrenheit (lebih dari 40 derajat Celsius) di seluruh negeri, pihak berwenang telah memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanak pada hari Rabu dan Kamis di daerah-daerah yang terdampak.

Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani telah mengeluarkan pemberitahuan terkait dengan cuaca panas yang sedang melanda negara tersebut.

Berdasarkan pemberitahuan, keputusan penutupan sekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanak pada hari Rabu dan Kamis telah dibuat secara bersama-sama antara pemerintah pusat dan otoritas regional serta kotamadya di daerah-daerah yang terdampak.

BACA JUGA: Denmark Menarik 3 Merek Mi Instan Pedas asal Korea Selatan, Diduga mengandung Bahan Kimia

BACA JUGA: PBB: Kekerasan terhadap Anak-anak Mencapai Tingkat yang Ekstrem di Tahun 2023, Pertempuran Gaza menjadi Salah Satunya

Sesuai dengan informasi dari pihak berwenang, sekolah-sekolah yang ditutup sementara akibat gelombang panas ekstrem akan dibuka kembali pada hari Jumat. Pembukaan kembali sekolah-sekolah ini akan bersamaan dengan hari terakhir tahun ajaran bagi banyak sekolah negeri di Yunani.

Selain penutupan sekolah-sekolah, Acropolis di Athena, yang merupakan salah satu objek wisata paling populer di ibu kota Yunani, juga mengurangi jam operasionalnya untuk menghadapi gelombang panas ekstrem. Pada hari Rabu dan Kamis, Acropolis ditutup dari siang hari hingga pukul 17.00 waktu setempat.

"Pada abad ke-20, kita tidak pernah mengalami gelombang panas sebelum 19 Juni. Kami telah mengalami beberapa kali di abad ke-21, namun tidak ada yang terjadi sebelum tanggal 15 Juni," katanya Panos Giannopoulos, ahli meteorologi TV pemerintah Yunani, dikutip dari ABC News, Jumat (14/6). 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gelombang panas atau kondisi cuaca panas dan terik yang berkepanjangan selama beberapa hari dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat.

Salah satu efek utama dari gelombang panas ekstrem adalah peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh kondisi cuaca tersebut.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam kurun waktu 20 tahun, yaitu dari 1998 hingga 2017, lebih dari 166.000 orang di dunia telah meninggal akibat dampak dari gelombang panas.

Salah satu peristiwa gelombang panas yang paling parah terjadi di Eropa pada tahun 2003, di mana lebih dari 70.000 orang meninggal dunia sebagai akibat dari kondisi cuaca ekstrem tersebut.

(ipa)

Berita Terkait