Internasional

Israel Melarang Badan Bantuan PBB, UNRWA untuk Beroperasi

Israel Melarang Badan Bantuan PBB, UNRWA untuk Beroperasi

PASUNDAN EKSPRES - Israel melarang badan bantuan PBB. Parlemen Israel pada hari Senin mengesahkan undang-undang yang melarang badan bantuan PBB, UNRWA, beroperasi di Israel.

Keputusan ini membuat beberapa sekutu Barat Israel khawatir karena bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Gaza.

Israel Melarang Badan Bantuan PBB 

Pejabat Israel menyebutkan bahwa sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 di selatan Israel, serta ada anggota staf yang bergabung dengan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

“Para pekerja UNRWA yang terlibat dalam kegiatan teroris melawan Israel harus bertanggung jawab,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip Reuters, Selasa (29/10). 

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa keputusan tersebut bertentangan dengan piagam PBB dan melanggar hukum internasional. 

BACA JUGA: Gambar Satelit Menunjukkan Kerusakan Pangkalan Militer Iran akibat Serangan Israel

BACA JUGA: Israel dan Hizbullah saling Menembak, di Saat Blinken Mendorong Perdamaian

"Ini adalah bagian dari kampanye yang terus berlanjut untuk mencoreng nama UNRWA dan merendahkan perannya dalam memberikan bantuan dan layanan bagi para pengungsi Palestina," tulisnya di media sosial X.

Pemungutan suara tersebut dilakukan pada hari yang sama ketika tank Israel bergerak lebih jauh ke Gaza utara, di mana menurut layanan darurat Palestina telah menjebak 100.000 warga sipil.

Militer Israel menyatakan operasi ini bertujuan untuk menghancurkan militan Hamas yang sedang berkumpul.

Tentara Israel juga melaporkan bahwa mereka menangkap sekitar 100 orang yang diduga militan dalam serangan di sebuah rumah sakit di kamp Jabalia, namun Hamas dan petugas medis membantah adanya militan di rumah sakit tersebut.

Kementerian Kesehatan Jalur Gaza mengungkapkan bahwa setidaknya 19 orang telah tewas akibat serangan udara dan bombardir Israel pada hari Senin kemarin (28/10).

Sementara itu, Dinas Darurat Sipil Palestina mengatakan bahwa sekitar 100.000 orang terjebak di Jabalia, Beit Lahiya dan Beit Hanoun tanpa adanya pasokan medis atau makanan.

Layanan darurat juga mengatakan bahwa operasinya telah berhenti karena adanya serangan Israel selama tiga minggu ke Gaza utara. 

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua