Internasional

Protes di Israel Memuncak setelah Netanyahu Memecat Menteri Pertahanan, Perbedaan Kepercayaan menjadi Pemicu

Protes di Israel Memuncak setelah Netanyahu Memecat Menteri Pertahanan, Perbedaan Kepercayaan menjadi Pemicu
Protes di Israel Memuncak setelah Netanyahu Memecat Menteri Pertahanan, Perbedaan Kepercayaan menjadi Pemicu (Image From: WCYB)

PASUNDAN EKSPRES - Protes di Israel setelah Netanyahu memecat menteri pertahanan. Protes pecah di Israel setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Protes di Israel Memuncak setelah Netanyahu Memecat Menteri Pertahanan 

Netanyahu menjelaskan bahwa ia membuat keputusan ini karena adanya "krisis kepercayaan" antara dirinya dan Gallant. Ia juga mengatakan bahwa kepercayaannya terhadap Gallant telah "menurun" selama beberapa bulan terakhir.

Netanyahu mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri Israel, Katz, akan menggantikan Gallant. 

BACA JUGA: Elon Musk Dapat Izin untuk Bagi-bagi Uang selama Pilpres AS, dalam Rangka Apa?

BACA JUGA: Unik Banget! Negara di Amerika Ini Banyak Orang Jawa, Tapi Nggak Bisa Bahasa Indonesia!

Setelah kabar tersebut, Gallant menulis di media sosial bahwa keamanan Israel adalah dan akan selalu menjadi tujuan utama hidupnya.

Diketahui bahwa Netanyahu dan Gallant sudah lama memiliki hubungan kerja yang kurang baik, dan dalam setahun terakhir ada laporan tentang ketegangan di antara mereka terkait strategi perang Israel.

Gallant menyatakan bahwa kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas seharusnya diprioritaskan sebelum melanjutkan perang di Gaza, tetapi pandangan ini ditolak oleh Perdana Menteri Netanyahu.

Beberapa bulan sebelum perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, Netanyahu pernah memecat Gallant karena perbedaan pandangan politik, namun mengangkatnya kembali setelah mendapat protes besar dari masyarakat.

Namun, pada hari Selasa (5/11), Netanyahu menyatakan mengenai perang yang dilakukan Israel. 

"Di tengah perang, kepercayaan penuh antara perdana menteri dan menteri pertahanan sangat dibutuhkan," katanya, dikutip BBC News, Rabu (6/11).

Dia menambahkan bahwa meskipun ada kepercayaan dan kerja sama yang baik pada bulan-bulan awal perang, dalam beberapa bulan terakhir, kepercayaan itu mulai goyah.

Netanyahu mengatakan terdapat perbedaan signifikan antara ia dan Gallant dalam mengelola kampanye militer.

Sementara itu, pada Selasa malam, Gallant merilis pernyataan lengkap yang menyebutkan bahwa pemecatannya disebabkan oleh perbedaan pandangan pada tiga hal.

Gallant berpendapat bahwa seharusnya tidak ada pengecualian dalam wajib militer, perlu dilakukan penyelidikan nasional untuk mengambil pelajaran, dan para sandera harus segera dibebaskan.

Mengenai para sandera, dia menyatakan, ia yakin bahwa tujuan ini bisa dicapai. Walaupun membutuhkan pengorbanan yang menyakitkan, namun dapat ditanggung oleh negara Israel dan IDF.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua