Memahami Haji Mabrur yang Sebenarnya Ustadz Adi Hidayat LC MA

Memahami Haji Mabrur yang Sebenarnya Ustadz Adi Hidayat LC MA
- Jujur (Shidq)
- Sabar (Sabr)
- Amanah (Kepercayaan)
- Tawadu (Rendah Hati)
Ketika sifat-sifat kebaikan ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mereka berubah menjadi "Ma'ruf".
Jika dilakukan karena Allah SWT, sifat-sifat ini menjadi "Ikhlas".
Gabungan dari sifat-sifat kebaikan ini, ditambah dengan tindakan yang saleh, menghasilkan pribadi yang disebut "Shalih".
Dari Birr ke Mabrur
Istilah "birr" merujuk pada kebaikan yang muncul setelah sifat buruk dihilangkan.
Misalnya, seseorang yang sebelumnya pemarah berubah menjadi sabar, atau yang sebelumnya sering berdusta menjadi jujur.
Ketika sifat birr ini menjadi bagian dari karakter seseorang dan melekat pada dirinya, maka ia disebut "mabrur".
Haji Mabrur adalah pencapaian tertinggi dari ibadah haji, di mana seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban ritual, tetapi juga mengalami transformasi moral dan spiritual yang mendalam.
Seorang yang kembali dari haji dengan gelar "mabrur" adalah mereka yang berhasil merubah diri menjadi lebih baik, membawa kebaikan dalam setiap aspek kehidupannya, dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Dengan memahami dan mengamalkan konsep Haji Mabrur, umat Muslim diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kualitas ibadah serta akhlaknya, baik selama maupun setelah melaksanakan haji.