Mengapa Nabi Muhammad SAW makan kurma dalam jumlah ganjil, Ini Alasannya

Mengapa Nabi Muhammad SAW makan kurma dalam jumlah ganjil/foto Screenshot Via Freepik/By.azerbaijan_stocker
PASUNDAN EKSPRES - Menurut ajaran dalam agama Islam, mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil dianjurkan, sebuah praktik yang juga diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW sering kali mengonsumsi tiga butir kurma saat berbuka puasa atau sebelum melaksanakan salat Idul Fitri, dan juga menganjurkan untuk mengonsumsi jumlah ganjil lainnya seperti satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan butir.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh HR Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa mengonsumsi tujuh butir kurma Ajwa pada pagi hari dapat memberikan perlindungan dari racun dan sihir sepanjang hari.
BACA JUGA: Makanan Sehat untuk Bantu Meningkatkan Konsentrasi: Langsung bikin Fokus!
BACA JUGA:Apakah Gusi Berdarah dan Dahak Berlendir bisa Membatalkan Puasa? Begini Kata Buya Yahya
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?" Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi.
BACA JUGA: 5 Rahasia Sukses Orang Tionghoa yang Bikin Mereka Selalu Unggul
Abdullah Berkata: "Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya." Kemudian mereka berkata: "Wahai Rasulullah beri tahukanlah kami pohon apa itu?" Lalu, beliau menjawab: "ia adalah pohon kurma." (HR Bukhori) Seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia pada Selasa 12 Maret 2024.
Dalam sebuah perumpamaan yang disampaikan Rasulullah SAW, beliau menyamakan pohon kurma dengan seorang Muslim yang kokoh.
Kendati demikian, tidak ada larangan secara tegas dari Rasulullah SAW terhadap konsumsi kurma dalam jumlah genap.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kurma dalam jumlah ganjil atau genap memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Penelitian medis menunjukkan bahwa mengonsumsi kurma dalam jumlah genap menghasilkan peningkatan kadar gula darah dan kalium tanpa memberikan banyak energi, berbeda dengan saat dikonsumsi dalam jumlah ganjil.