Setiap Anak di Indonesia Berhak Diimunisasi Demi Terlindungi dari Ancaman Berbagai Penyakit Berbahaya

Kick-off meeting Kolaborasi “Jaga Bersama” Portkesmas dan UNICEF Indonesia.
JAKARTA-Setiap anak di Indonesia, apapun latar belakang orang tuanya, baik agama, suku, pilihan politik, status sosial ekonomi dan pekerjaan, berhak mendapatkan imunisasi agar terlindung dari berbagai penyakit berbahaya yang mengancam jiwa.
Sayangnya, jumlah zero-dose atau anak yang belum mendapatkan imunisasi sepanjang 2018-2023 mencapai 1,8 juta anak di seluruh Indonesia. Tahun lalu, zero-dose berada di angka 423.615 anak.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi keengganan orang tua adalah kekhawatiran akan efek samping, suntikan ganda dan maraknya hoaks dan misinformasi seputar imunisasi.
Untuk meningkatkan minat warga terhadap imunisasi rutin, diperlukan proses edukasi yang praktis, menyenangkan sehingga dapat dengan mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat. Kapasitas kader kesehatan menjadi kunci dalam kegiatan edukasi warga. Selain kader kesehatan, keterlibatan tokoh agama, anak muda juga sangat dibutuhkan.
BACA JUGA: Dukung Industri Kreatif, JNE Express Jadi Mitra Logistik Pestapora 2025
Menggandeng Portkesmas
Dana Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Anak atau Unicef (United Nations Children's Fund) Kantor Nasional Indonesia menggandeng Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) untuk melakukan kegiatan penguatan kapasitas kader di sejumlah daerah di mana cakupan imunisasi rutin anak masih rendah.
Kemitraan yang diberi nama “Jaga Bersama”, yang berlangsung selama tahun 2024 ini, diharapkan akan berkontribusi dalam upaya peningkatan kapasitas kader, tokoh agama, dan anak muda untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap imunisasi rutin di sejumlah provinsi prioritas. Provinsi itu meliputi DKI Jakarta, Sumatera Barat, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Pertemuan perdana Portkesmas dan Unicef Indonesia dilaksanakan di Jakarta (19/03/2024), untuk menetapkan rencana dan indikator kerja. Kedua belah pihak berkomitmen mengembangkan kerangka kerja yang efektif, transparan dan mengedapankan prinsip kesetaraan dan mengacu pada bukti-bukti ilmiah (evidence-based).
BACA JUGA: Wamenkop: Pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih Terus Melaju, Satgas Siapkan Koperasi Percontohan
Mengapresiasi Kepercayaan Unicef
Direktur Kerjasama dan Relasi Media Portkesmas Savero Dwipayana menegaskan, sebagai organisasi anak muda, pihaknya mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Unicef Indonesia untuk dapat bermitra.
“Dari kemitraan ini kami berkomitmen melakukan aksi langsung di lapangan untuk meningkatkan cakupan imuniasi rutin dan berbagai layanan kesehatan esensial di Puskesmas,” ungkap Savero Dwipayana.
Ero –panggilan Savero—menambahkan, Portkesmas akan bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, termasuk pemerintah, akademisi, kader kesehatan, organisasi profesi dan media untuk menjalankan rangkaian kegiatan. Belajar dari kerja-kerja komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat (Risk Communication and Community Engagemen atau RCCE) penanganan pandemi COVID-19, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan.
Sementara itu Spesialis Perubahan Sosial dan Perilaku Unicef Indonesia Rizky Ika Syafitri (Kiky) juga menyambut positif kolaborasi dengan Portkesmas.
“Kemitraan dengan Portkesmas ini menunjukkan komitmen kami dalam dua hal, yaitu pemenuhan hak anak dalam aspek kesehatan dan keterlibatan masyarakat khususnya anak muda dalam berbagai upaya pembangunan masyarakat. Kami percaya kolaborasi ini adalah investasi yang penting untuk transformasi kesehatan di Indonesia,” ujarnya.
Kiky menjadi penanggung jawab utama kemitraan Unicef dengan Portkesmas. Pihaknya berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak kolaborasi serupa di masa depan, terutama pelibatan anak muda dalam mendukung pemecahan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Unicef sendiri adalah organisasi PBB yang bertujuan untuk meningkatan kualitas hidup, baik anak maupun wanita yang berada di negara-negara berkembang. Ludwik Witold Rajchman adalah seorang dokter dan ahli bakteriologi yang lahir pada tanggal 1 November 1881, di Warsawa, Polandia. Ia dianggap sebagai pendiri Unicef, dan menjabat Ketua pertamanya dari tahun 1946 hingga 1950.