PASUNDAN EKSPRES- Indonesia, negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman, memiliki beberapa perbedaan signifikan dalam sistem pertahanan negaranya dibandingkan dengan negara lain di dunia, terutama ketika berbicara tentang wajib militer.
Pertanyaan seringkali muncul, mengapa Indonesia tidak menerapkan wajib militer seperti yang umumnya dilakukan oleh negara-negara lain, terutama yang terkenal dengan budaya pop seperti Korea Selatan dengan kewajiban militer yang melekat pada artis dan penyanyi K-Pop mereka?
Pertama-tama, kita harus memahami bahwa keputusan untuk menerapkan wajib militer adalah hasil dari berbagai pertimbangan strategis, budaya, dan politik.
Indonesia, dengan kekuatan militer yang telah terbukti efektif dan profesional, tidak melihat kebutuhan yang mendesak untuk menerapkan wajib militer seperti negara-negara lain.
Salah satu alasan utama adalah keberadaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kuat dan terlatih dengan baik.
TNI telah berperan aktif dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara selama bertahun-tahun, dan telah dikenal secara internasional sebagai salah satu kekuatan militer yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.
Dengan memiliki tentara yang terlatih dan profesional, Indonesia merasa tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk menerapkan wajib militer sebagai tambahan.
Selain itu, situasi keamanan regional juga menjadi pertimbangan penting. Indonesia tidak menghadapi ancaman langsung atau darurat perang yang memerlukan mobilisasi massal melalui wajib militer.
Dalam konteks ini, keberadaan TNI yang kuat telah cukup untuk menjaga kedaulatan negara. Data populasi juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Dengan populasi lebih dari 275 juta jiwa, menerapkan wajib militer di Indonesia akan menjadi tantangan logistik dan finansial yang besar.
Hal ini tidak hanya akan membebani anggaran negara, tetapi juga akan mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Adanya kewajiban militer juga tidak selalu dianggap sebagai pilihan yang ideal oleh sebagian besar masyarakat.
Wajib militer bisa mengganggu jalannya pendidikan, karier, dan rencana hidup individu, serta menimbulkan potensi ketegangan sosial. Dalam konteks ini, tidak menerapkan wajib militer di Indonesia juga dapat dilihat sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan individu.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa keputusan untuk tidak menerapkan wajib militer tidak berarti bahwa rasa patriotisme dan kesediaan untuk membela negara tidak ada di kalangan masyarakat Indonesia.
Banyak warga negara Indonesia yang secara sukarela mendaftar dan berjuang untuk membela negara mereka melalui karier militer yang profesional dan penuh pengabdian.
Dalam menyimpulkan, keputusan Indonesia untuk tidak menerapkan wajib militer adalah hasil dari pertimbangan yang cermat atas kebutuhan pertahanan negara, kondisi keamanan regional, serta nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
Dengan memiliki Tentara Nasional yang profesional dan kuat, serta kebebasan individu yang dihormati, Indonesia tetap menjadi contoh unik dalam sistem pertahanan negara di dunia yang patut diapresiasi.