PASUNDAN EKSPRES - Sejumlah pabrik tekstil bangkrut, bahkan sampai melakukan PHK ribuan karyawan. Kabar tidak sedap muncul dari industri tekstil dan produk tekstil.
Kondisi mengkhawatirkan datang dari banyaknya perusahaan tekstil gulung tikar, hingga mengakibatkan ratusan sampai ribuan pekerja harus terkena imbas. Mereka terpaksa mendapatkan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Sejumlah Pabrik Tekstil Bangkrut
Baru-baru ini, banyak pekerja industri tekstil di Indonesia melakukan demonstrasi untuk menyuarakan permasalahan yang mereka hadapi.
Hal ini dipicu oleh kondisi yang kian menurun di sektor tekstil, dimana ratusan pekerja telah diberhentikan karena pabrik tempat mereka bekerja harus tutup.
Menurut penuturan Ketua Umum Ketua Umum Indonesia Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman, dalam 2 tahun terakhir telah terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan perusahaan-perusahaan di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), mulai dari skala besar, menengah, hingga industri kecil menengah (IKM).
Hal ini mengakibatkan ratusan ribu pekerja dan pelaku IKM mengalami dampak negatif berupa kehilangan sumber mata pencaharian.
BACA JUGA: Badai PHK Buruh Tekstil Ramai Turun ke Jalan, Tuntut Selamatkan Industri Tekstil
BACA JUGA: Muarajambi Menjadi Komplek Candi Terluas di Asia Tenggara, Ternyata Sempat Jadi Pusat Pendidikan
Beberapa perusahaan tekstil yang menggulung tikar pada pabriknya, yaitu PT S. Dupantex di Pekalongan, Jawa Tengah.
Pabrik tersebut berhenti beroperasi sejak tanggal 6 Juni 2024. Akibat penutupan pabrik ini, sebanyak 700-an karyawan harus mengalami PHK secara besar-besaran.
Penutupan pabrik PT S. Dupantex ini turut menambah daftar pabrik-pabrik tekstil yang telah melakukan efisiensi dan menutup bisnisnya sejak akhir tahun 2023.
Tak hanya PT S. Dupantex, beberapa perusahaan tekstil lainnya juga mengalami masalah serupa. Di Jawa Barat, PT Alenatex terpaksa melakukan PHK terhadap sekitar 700 karyawannya akibat gulung tikar. S
ementara itu, di Jawa Tengah, PT Kusumahadi Santosa dinyatakan pailit dan memutuskan hubungan kerja dengan sekitar 500 karyawan. Selain itu, PT Pamor Spinning Mills di Jawa Tengah juga harus memberhentikan sekitar 700 karyawannya karena bangkrut.
Selain beberapa perusahaan tekstil lainnya, PT Kusumaputra Santosa di Jawa Tengah juga kabarnya telah bangkrut dan terpaksa melakukan PHK terhadap sekitar 400 orang karyawannya.
Namun, dampak paling parah dirasakan oleh sedikitnya 8.000 karyawan di PT Sai Apparel, sebuah pabrik tekstil di Jawa Tengah yang terpaksa gulung tikar sehingga ribuan pekerjanya harus diberhentikan.
Sementara itu, para aliansi IKM dan Pekerja Industri Tekstil Nasional menyuarakan tuntutan mereka agar seluruh Menteri di Kabinet Indonesia Maju serta lembaga pemerintah lainnya memiliki kesamaan visi dan misi dengan Presiden Joko Widodo dalam mendukung secara nyata produk-produk dalam negeri dan menjadikan pasar domestik sebagai jaminan bagi produk-produk nasional, termasuk produk-produk IKM.
(ipa)