PASUNDAN EKSPRES - Presiden Joko Widodo menguraikan tantangan yang dihadapi Indonesia selama lima tahun terakhir dalam sambutannya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.
Menurut Presiden, periode tersebut adalah masa yang penuh dengan tantangan mulai dari krisis kesehatan global, geopolitik global, fluktuasi harga minyak dan pangan, serta masalah lingkungan seperti gelombang panas dan fenomena iklim El Nino.
BACA JUGA:Siapkan Skuad Jelang Liga 2, Persikas Subang Rombak Pelatih dan Pemain
“Kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada dan ekonomi kita masih tumbuh 5,11 persen di kuartal pertama tahun 2024,” ucap Presiden, sekaligus menyoroti keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan inflasi yang tercatat hanya 2,5 persen pada Juni 2024.
Presiden Jokowi juga menyebut bahwa meski menghadapi masa yang sangat sulit, peringkat daya saing Indonesia naik di angka 27 di antara negara-negara yang lain, dan ini menjadi kenaikan yang tertinggi.
BACA JUGA:Diproyeksikan Direktur Teknik di Persikas Subang, Din Gultom: Secara Tertulis Belum Ada
Presiden pun menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam pemerintahan, khususnya di tingkat daerah, untuk menghadapi persaingan antarnegara yang makin ketat.
“Negara cepat yang akan mengalahkan negara lambat dan kita ingin menjadi negara cepat itu dalam pelayanan publik, dalam mobilitas barang dan orang, kita inginkan itu,” terang Presiden.
BACA JUGA:Pengacara Yosep Terdakwa Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Sebut Jaksa Memaksakan Tuntutan
Lebih lanjut, Presiden mengajak para kepala daerah untuk mengembangkan potensi lokal, mulai dari pangan, energi, industri, teknologi, hingga pariwisata. Presiden memberi contoh Butan dan Maldives sebagai negara yang berhasil menarik wisatawan berkualitas tanpa mengorbankan kelestarian alam dan kearifan lokal, serta di Afrika dengan wisata alam liarnya yang menawarkan pengalaman safari autentik.
“Kita ini punya semuanya, punya komodo, di Banyuwangi ada melihat banteng, ada badak, ada orangutan, gimana mengemas ini, daerah bisa mengemas ini menjadi sebuah pendapatan, penerimaan bagi daerah. Di Afrika ini bisa menghasilkan 196 triliun per tahun mengurus masalah itu,” jelasnya.
BACA JUGA:Raperda Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Masuk Tahap Final
Presiden menutup sambutannya dengan mengapresiasi kerja keras pemerintah daerah dalam mengatasi inflasi. Di samping itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya penggunaan produk dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit, jadi gunakan seratus persen untuk pengadaan barang dan jasa itu produk-produk dalam negeri,” tegasnya.
(nym)