PURWAKARTA-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, Dr. H. Purwanto, M.Pd, menyebutkan, sekolah adalah tempat menggantungkan harapan untuk menciptakan sebuah peradaban masyarakat dan sebuah generasi yang kelak akan mengisi wajah bangsa ini.
Demikian disampaikan Kang Ipung, panggilan akrab Purwanto, saat menghadiri Kegiatan Pelatihan Menciptakan Sekolah Aman, Nyaman, Menyenangkan dan Inklusif di Kabupaten Purwakarta dalam rangka Mencegah Kekerasan pada Peserta Didik. Kegiatan tersebut berlangsung di SMPN 1 Purwakarta, (9/9).
"Anak-anak yang lahir dari sekolah harus bisa menjadi generasi emas, harus menjadi profil Pelajar Pancasila, karenanya tugas kita adalah menciptakan kondisi di sekolah yang nyaman, aman dan kita butuh kerja keras itu," ujarnya.
Pada kegiatan yang digelar bekerja sama dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) ini, Kang Ipung juga menyebutkan, sekolah inklusi bisa menjadi tantangan tersendiri.
"Ini berkaitan dengan kemampuan guru-guru kita serta rasio jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang. Kerenanya, tantangan ini harus direspons dengan baik," ucapnya.
Kang Ipung juga menekankan agar sekolah menjadi “holding space” bagi kesehatan mental dan tumbuh kembang anak.
"Harapannya, BBGP melalui widiaiswara dan kebijakan-kebijakan strategisnya dapat memfasilitasi Disdik agar sekolah semakin sistematis dan terstruktur dalam menerapkan kebijakan-kebijakan dan prioritas Kemendikbudristek," kata Kang Ipung.
Sementara itu, Kepala BBGP Jawa Barat Mohamad Hartono, S.H., M.Ed, menyampaikan, salah satu keberhasilan pendidikan di Indonesia adalah satuan pendidikan yang mampu menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan.
"Sekolah menjadi tempat anak merasa bahagia begitu juga di rumah, karena jika anak bahagia maka anak pun akan fokus pada belajar bukan pada gadget atau bermain," ujar Hartono.
Dijelaskannya, guru harus mendidik anak dengan tulus dan tidak sekadar menggugurkan kewajiban seorang guru yang mengajar. "Guru harus bergerak untuk mengantisipasi dan memitigasi jangan sampai terjadinya kekerasan pada anak didiknya," ucap Hartono.(add/ysp)