PASUNDAN EKSPRES - Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T. selaku Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek menjadi pembicara dalam acara Diesnatalies ke 10 Polsub pada 2 April 2024.
"Subang telah dicanangkan untuk menjadi kawasan industri Subang dengan tambahan kata smartpolitan." kata Dr. Beny Bandanadjaja.
Kawasan industri Subang tersebut dikembangkan untuk beberapa jenis industri yaitu otomotif dan suku cadang otomotif.
BACA JUGA:Diesnatalies ke 10 Polsub, Kemendikbudristek Dr. Beny Bandanadjaja Sampaikan Doa dan Harapan
Seperti perlengkapan bangunan layanan logistik, barang-barang konsumsi, farmasi, peralatan medis, industri presisi tinggi, teknologi informasi, kendaraan-kendaraan listrik dan industri elektronilk.
"Kawasan industri baru di Jawa Barat ini akan terintegrasi dengan jalan tol dan pelabuhan sehingga tentunya berpotensi menarik investor baru maupun investor lama yang ingin memgembangkan usahanya." lanjut Dr. Beny Bandanadjaja.
Tentu saja peluang tersebut akan sangat bagus bagi Politeknik Negeri Subang yang memiliki lokasi yang relatif dekat dengan rencana pengembangan kawasan industri tersebut.
BACA JUGA:Untuk Hindari Puncak Arus Mudik, Menhub Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal
"Karena pastinya, industri yang akan dibangun di kawasan industri Subang tersebut akan memerlukan tenaga kerja terampil, dan Polsub harus segera mempersiapkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan SDM di kawasan industri tersebut."
Momentumnya sangat tepat karena saat ini kawasan industri Subang sedang dibangun dan dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Tentunya, sudah ada industri-indusrti yang siap beroperasi dan membutuhkan banyak SDM terampil.
BACA JUGA:Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang Bakal Dijadikan Tempat Salat Ied
"Caranya, yang pertama tentunya perlu membuka komunikasi dengan stakeholder pengembang kawasan tersebut dan juga kementerian terkait. Misalnya, Kemenperir atau Kemenkomarimpers terkait dengan apa saja kebutuhan-kebutuhan kompetensi sumber daya yang sesuai dengan industri-industri yanga kan dikembangkan di kawasan tersebut." ungkap Dr. Beny Bandanadjaja.
Dr. Beny Bandanadjaja menambahkan, Polsub perlu menyesuaikan kurikulum program studi terkait dengan kebutuhan industri tersebuy.
BACA JUGA:Cara Hemat Biaya Penerbangan dengan Risiko Tertentu, yaitu Skiplagging
Bahkan, bisa saja Polsub membuka program studi baru yang relevan dengan kebutuhan. Misalnya, program studi elektromedik yang relevan dengan industri peralatan medis.
"Jangan sampai ketinggalan sehingga laut (Patimban) tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh lulusan-lulusan Polsub." pungkas Dr. Beny Bandanadjaja.
(nym)