Penilaian Formatif atau Sumatif, Mana Yang Lebih Efektif?

Annisa Nurfitriani, M.Pd. Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar UPI, Dosen STKIP Purwakarta
Oleh
Annisa Nurfitriani, M.Pd.
Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar UPI, Dosen STKIP Purwakarta
PENILAIAN formatif dan sumatif adalah dua penilaian yang digunakan dalam pembelajaran masa kini. Penilaian ini dilakukan pada setiap jenjang pendidikan. Lantas apa sih penilaian formatif dan sumatif itu?
BACA JUGA: Leuit, Simbol Ketahanan Pangan dan Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kasepuhan Gelar Alam
Penilaian formatif yaitu penilaian yang dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam penilaian kurikulum merdeka contoh penilaian formatif yaitu kuis pendek, diskusi kelompok, portofolio pembelajaran, pertanyaan terbuka, observasi guru dan evaluasi yang berupa umpan balik yang dilakukan setiap akhir pembelajaran.
Penilaian ini tidak menghasilkan skor, biasanya penilaian formatif disebut juga dengan penilaian proses. Penilaian formatif termasuk pada penilaian risiko rendah, sehingga tidak menimbulkan kecemasan terhadap peserta didik.
Sedangkan penilaian sumatif adalah penilaian yang bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran serta sebagai dasar penentuan kenaikan kelas atau kelulusan dari satuan pendidikan.
BACA JUGA: Pemerintah Daerah Jangan Hanya Audit Pemberian Dana Hibah Saja
Penilaian sumatif berupa ulangan atau evaluasi disetiap tujuan pembelajaran, diakhir bab atau materi, ulangan tengah semester serta ulangan akhir semester. Pada penilaian ini menghasilkan skor atau nilai. Penilaian sumatif termasuk pada penilaian beresiko tinggi karena dapat menyebabkan kecemasan terhadap peserta didik.
Penilaian beresiko tinggi ini diterapkan di Negara Amereka Serikat. Penilaian beresiko tinggi yang dimaksud yaitu penilaian sumatif yang dilakukan disetiap sekolah di Amerika Serikat.
Penilaian ini menimbulkan kontroversi karena akan memberikan sanksi pada sekolah yang tidak menunjukkan kemajuan. Sanksi yang diberikan berupa tambahan pembelajaran kepada siswa yang memiliki kemampuan yang kurang dibandingkan teman-temannya.
Sanksi lain yang diterapkan pada sekolah yang berulang kali gagal mencapai tujuan pembelajaran adalah orang tua harus mengeluarkan anaknya dari sekolah tersebut dan memindahkannya ke sekolah pilihan.
Sanksi yang paling berat yaitu sampai dilakukannya penutupan pada sekolah yang tidak memiliki kemajuan. Hal ini karena di Amerika Serikat undang-undang tentang Pendidikan meminta pertanggung jawaban sekolah atas cara anak-anak belajar dan mencapai prestasi.
Undang-undang ini menjadi kontroversi karena memberikan sanksi pada sekolah yang tidak menunjukkan kemajuan. Agar tidak adanya anak yang tertinggal maka dilakukan penilaian berisiko tinggi, penilaian akuntabilitas, dan penilaian berbasis Standar.
Beda halnya dengan di Amerika, di Inggris dan Wales terus mengembangkan penilaian formatif. Ada tiga ciri pengembangan rangkaian penilaian formatif yang perlu diperhatikan di Inggris dan Wales yaitu penyediaan dana untuk mendukung keterlibatan guru dalam mengembangkan proyek dalam program.
Kedua, dukungan partisipasi akademisi universitas agar gagasan tersebut didukung oleh bukti penelitian dan ketiga, fakta bahwa program penilaian pembelajaran dirancang menggunakan penelitian mengenai perubahan transformasional.