Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

 

Nasionalisme & Perlawanan: Lahirnya Organisasi Lokal

Masuk abad ke-20, sejarah Subang tempo dulu juga mencatat lahirnya aksi nasionalisme. Sarekat Islam Cabang Subang hadir sejak 1916. Tahun 1928, Paguyuban Pasundan pun mulai aktif, sementara Partai Nasional Indonesia dan Nahdlatul Ulama juga lakukan konsolidasi. Di bioskop Sukamandi, GAPI bulan 1930 menggelar rapat publik, tanda bangkitnya kesadaran politik di masyarakat. 

 

Perang & Kemerdekaan: Ciseupan dan ICet a Kalijati

Saat Agresi Militer Belanda II, Subang juga nyaris jadi saksi pertempuran besar, misalnya Battle of Ciseupan pada 5 Februari 1949, di mana Divisi Siliwangi berhasil mengalahkan pasukan Belanda. Selain itu, Kalijati jadi pusat perjanjian penting—peringatan sejarah di Lanud Suryadarma. 

 

Lahirnya Kabupaten & Sektor Ekonomi Baru

Setelah Indonesia lepas dari penjajahan Jepang dan Belanda, Subang melewati proses pendirian kabupaten. 5 April 1948 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Subang, saat Karawang Timur resmi dibagi. Kini Subang berkembang jadi 30 kecamatan, populasi lebih dari 1,66 juta jiwa (2024) . Infrastruktur terus berkembang: tol, pelabuhan Patimban, dan sektor nanas tetap jadi ikon ekonomi lokal. 

Sejarah Subang tempo dulu itu penuh warna: dari masa prasejarah Subang, Subang di masa Hindu-Buddha, proses Islamisasi Subang, era kolonial dan penjajahan Belanda di Subang, revolusi nasional, hingga modernisasi sebagai “Kota Nanas”. Jejak waktu ini menjadikan Subang bukan hanya daerah agraris, tapi juga wilayah dengan akar kebudayaan dan sejarah perjuangan kuat. Seiring berkembangnya zaman, Subang tetap berakar pada tradisi yang mendalam—dari kapak batu purba, nama Subanglarang, hingga ekonomi nanas dan pelabuhan Patimban yang menjulang.


Berita Terkini