PASUNDAN EKSPRES- Saung Tinanggur, bersama dengan petani lainnya dari berbagai daerah di Jawa Barat, mengikuti pelatihan strategi pemasaran berbasis digital yang diadakan di Shopee dan acaranya di Bapeltan Cianjur.
Pelatihan ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 8 hingga 12 Juli 2024, dan diikuti oleh 30 petani dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Pelatihan ini dirancang dengan metode yang mencakup tiga kali sesi di kelas, satu kali kunjungan lapangan, dan satu kali lagi sesi di kelas.
Metode ini memberikan kombinasi antara teori dan praktik langsung, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif bagi para peserta.
Pada hari pertama hingga ketiga, peserta mengikuti sesi kelas yang membahas berbagai aspek pemasaran digital.
Materi yang disampaikan meliputi pembuatan akun di platform Shopee, pemasangan iklan, pengembangan strategi pemasaran, hingga tata cara fotografi produk yang menarik.
Owner Saung Tinanggur, Rinaldi, menyampaikan antusiasmenya terhadap pelatihan ini. "Kegiatan ini sangat bermanfaat karena membahas alur pemasaran di Shopee, mulai dari pembuatan akun, pemasangan iklan, pengembangan strategi, hingga tata cara fotografi produk.
Ini sangat membantu kami dalam memahami bagaimana memasarkan produk pertanian secara efektif di era digital," ujar Rinaldi.
Pada hari keempat, para peserta melaksanakan kunjungan lapangan ke Kampus UMKM Shopee Ekspor.
Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat langsung bagaimana proses kerja di lapangan, berinteraksi dengan para pelaku UMKM lainnya, dan mendapatkan wawasan praktis tentang penerapan strategi pemasaran digital.
"Semoga dengan adanya kegiatan kunjungan lapangan ini, kami dapat menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam meningkatkan nilai jual produk pertanian melalui digitalisasi," tambah Rinaldi.
Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong digitalisasi dalam sektor pertanian, yang selama ini masih banyak mengandalkan metode tradisional.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan akses internet, digitalisasi menjadi kunci penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk pertanian di pasar.
Namun, tantangan dalam menerapkan digitalisasi juga tidak sedikit. Banyak petani yang masih terbatas pengetahuannya tentang teknologi digital, serta infrastruktur internet yang belum merata di semua daerah.
Oleh karena itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya pendampingan dan dukungan berkelanjutan agar para petani dapat benar-benar menerapkan ilmu yang didapatkan.
Selain mempelajari tentang pemasaran digital, para peserta juga diajarkan tentang pengembangan produk.
Bagaimana cara membuat produk pertanian lebih menarik di mata konsumen, mulai dari pemilihan kemasan yang tepat hingga penentuan harga jual yang kompetitif.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi pemicu perubahan dalam cara petani Jawa Barat memasarkan produk mereka.
Dengan semakin banyaknya petani yang melek teknologi, diharapkan akan terjadi peningkatan dalam efisiensi dan efektivitas pemasaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Digitalisasi bukan hanya tentang menggunakan teknologi, tetapi juga tentang mengubah pola pikir. Para petani harus berani mencoba hal-hal baru dan terus belajar agar bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif," ujar Rinaldi. (hdi)