Kanada Hadapi Tarif Impor AS, PM Mark Carney Serukan "Putus dan Berakhir"

Kanada Hadapi Tarif Impor AS, PM Mark Carney Serukan "Putus dan Berakhir"

Kanada Hadapi Tarif Impor AS, PM Mark Carney Serukan "Putus dan Berakhir" (Image From: Pexels/Social Soup Social Media)

PASUNDAN EKSPRES - Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengumumkan bahwa hubungan ekonomi tradisional antara Kanada dan Amerika Serikat telah berakhir.

Dalam pernyataannya usai pertemuan kabinet di Ottawa, dilansir dari BBC News, Carney menegaskan bahwa Kanada harus "mereformasi secara mendasar" perekonomiannya untuk menghadapi tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Tarif baru ini menargetkan kendaraan dan suku cadang impor dengan pajak sebesar 25%. Trump menyatakan bahwa kebijakan ini bersifat permanen, yang semakin memperkeruh ketegangan perdagangan antara kedua negara.

Sebagai respons, Kanada berencana menerapkan tarif balasan yang disebut Carney akan memberikan dampak besar bagi perekonomian AS.

BACA JUGA: Ekonomi AS Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Tahun, Dampak Kebijakan Tarif Trump Mulai Terasa

Dampak Tarif Baru terhadap Industri Otomotif Kanada

Carney menyebut bahwa perjanjian otomotif Kanada-AS yang ditandatangani pada 1965 merupakan kesepakatan perdagangan paling penting dalam hidupnya.

Namun, dengan kebijakan tarif baru ini, ia menyatakan bahkan kesepakatan tersebut telah berakhir. 

Menurutnya, Kanada tetap bisa mempertahankan industri otomotifnya meskipun terkena dampak tarif, asalkan pemerintah dan dunia usaha dapat beradaptasi dengan cara "membangun kembali" dan "merancang ulang" sektor tersebut.

BACA JUGA: China Peringatkan Negara-Negara agar Tidak Berpihak pada AS dalam Perang Dagang yang semakin Memanas

Carney menekankan bahwa Kanada perlu membangun perekonomian yang lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap AS dengan menjalin hubungan dagang lebih kuat dengan negara lain.

Saat ini, AS mengimpor sekitar delapan juta kendaraan per tahun dengan nilai perdagangan sekitar $240 miliar (sekitar Rp3.974 triliun).

Kanada sebelumnya telah memberlakukan tarif balasan senilai C$60 miliar ($42 miliar atau sekitar Rp695 triliun) terhadap barang-barang AS, termasuk baja dan aluminium, setelah AS menerapkan tarif serupa.

Pemerintah AS mengumumkan bahwa tarif kendaraan impor akan mulai berlaku pada 2 April 2025, sementara pajak pada suku cadang kendaraan akan diterapkan mulai Mei atau setelahnya.

Reaksi dari Oposisi dan Serikat Buruh

Langkah Trump ini mendapat kecaman dari berbagai pihak di Kanada. Pemimpin oposisi dari Partai Konservatif, Pierre Poilievre, menyebut tarif ini terkesan keterlaluan.

Sementara itu, pemimpin Partai Demokrat Baru (NDP), Jagmeet Singh, menuduh Trump memulai "perang dagang ilegal" terhadap Kanada.

Singh bertemu dengan para pemimpin serikat pekerja dan buruh otomotif di Windsor, Ontario, yang merupakan pusat industri otomotif Kanada.


Berita Terkini