PASUNDAN EKSPRES - Tupperware resmi ajukan bangkrut. Tupperware Brands Corporation, salah satu nama paling dikenal dalam industri penyimpanan makanan, baru-baru ini mengajukan perlindungan kebangrutan di Delaware, Amerika Serikat.
Terkait kebangrutannya, manajemen mengatakan bahwa mereka mengalami kerugian yang semakin memburuk akibat penurunan drastis dalam permintaan.
Tupperware Resmi Ajukan Bangkrut
Penjualan perusahaan menurun dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan strategi baru mereka yang memfokuskan produk pada toko ritel dan platform penjualan daring.
Didirikan pada tahun 1946 oleh Earl Tupper, Tupperware terkenal dengan produk plastiknya yang inovatif dan praktis.
Sejak peluncuran awalnya, perusahaan ini telah mengubah cara orang menyimpan dan mengemas makanan, berkat desainnya yang khas dan fungsionalitas yang luar biasa.
BACA JUGA: Billie Eilish dan Finneas Susul Taylor Swift Dukung Kamala Harris di Pilpres AS 2024
BACA JUGA: Majelis Umum PBB Dukung Resolusi Akhiri Pendudukan Israel di Palestina
Tupperware sebelumnya dikenal dengan model penjualan langsung ke konsumen, sering kali melalui acara "Pesta Tupperware" di mana penjual memperagakan produk dan konsumen dapat mencobanya secara langsung. Namun, menurut perusahaan, strategi ini kini tidak lagi efektif untuk menjangkau konsumen modern.
Bulan lalu, Tupperware mengungkapkan kekhawatiran tentang kemampuannya untuk terus beroperasi setelah beberapa kali mengindikasikan risiko kebangkrutan akibat masalah likuiditas.
Perusahaan diduga memiliki utang sebesar US$812 juta (sekitar Rp 12,4 juta triliun). Kenaikan biaya tenaga kerja, pengiriman, dan bahan baku pascapandemi, seperti resin plastik, juga telah memberikan tekanan pada bisnisnya.
Perusahaan berencana untuk terus beroperasi dan akan memulai proses penawaran selama 30 hari untuk mencari investor baru yang dapat mendukung seluruh perusahaan.
Tupperware diperkirakan memiliki aset antara US$500 juta hingga US$1 miliar, sementara kewajibannya diperkirakan mencapai antara US$1 miliar hingga US$10 miliar. Perusahaan mencatat jumlah kreditor yang berkisar antara 50.001 hingga 100.000.
Di Amerika Serikat, Tupperware pernah mengalami lonjakan popularitas pada tahun 1950-an, ketika banyak wanita dari generasi pascaperang menjual produk tersebut sebagai cara untuk "mencari pemberdayaan dan kemandirian."
(ipa)