PASUNDAN EKSPRES - Viral kasus perundungan yang melibatkan salah satu putra dari aktis Vincent Rompis di salah satu sekolah Internasional di Jakarta.
Aksi Perundungan yang disertai dengan penganiayaan yang keji terjadi pada 2 Februari 2024.
Sosok Legios Rompis yang bersekolah di Internasional School Binus Serpong terlibat dalam perundungan yang dilakuakn kepada seorang siswa di sebuah warung yang berada di luar sekolah.
Geng yang beranggotakan anak dari Vincent tersebut diduga menganiaya korban yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya hingga dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Saat ini kasus tersebut sedang ditangai oleh Unit PPA Polres Tanggerang Selatan (Tangsel). Binus School juga telah mengeluarkan pernyataan resminya mengnai perundungan tersebut.
BACA JUGA:Zico Minta Maaf Karena Mempopulerkan Tren Dance Challenge di Kalangan Idol Kpop
BACA JUGA:Daftar Pemenang Hanteo Music Awards 2023, IVE Sabet Best Song
"Akhir-Akhir ini kita mendapatkan perhatian bahwa telah terjadi peristiwa kekerasan di luar lingkungan sekolah," kata MSFIS Principas School Serpong Corey David dalam keterangan resmi.
"kami mengalami masalah ini dnegan sangat serius dan secara aktif berupaya mengatasinya dengan cara yang tepat dan menyeluruh," sambungnya.
Terpisah, Dalam kasus tersebut polisi juga masih melkaukan penyelidikan terhadap anak laki-l;aki dari Vincent Rompis tersebut.
"Terkait anak artis, masih didalami, mohon waktu," kata AKP Alvino dikutip dari detik.com.
Kondisi Korban Perundungan
Kaset Reskrim Polres Metro Tanggerang Selatan AKP Alvino Cahyadi mengatakan saat ini korban masih melkaukan perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Resmikan Rumah Sakit PPN Panglima Besar Soedirman dan 20 RS TNI
BACA JUGA:Tujuh Dugaan Pelanggaran Pemilu di Subang, dari Administrasi Hingga Netralitas ASN
Alvino juga mengatakan bahwa timnya telah mengunjungi korban yang tenagh dirawat.
"Betul ada luka, untuk detail lukanya menunggu hasil drai dokter," ucap Alvino.
Korban merupakan calon anggota geng itu, para calon anggota disebut harus melakukan beberapa hal untuk bisa bergabung.
Pada saat tersebut, korban diikat di tiang hingga dipukuli menggunakan balok kayu. Bahkan beberapa siswa ikut merekam aksi tersebut dan menertawakannya.
Beberapa pelaku perundungan tersebut sudah dihukum oleh pihak sekolah.