Kesalehan Sosial : Kunci Dalam Bermuamalah

Kesalehan Sosial : Kunci Dalam BerKesalehan Sosial : Kunci Dalam Bermuamalah Muamalah
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ “
’’Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain.” (HR Ahmad)
Untuk melihat dimensi-dimensi ketakwaan seseorang khususnya dalam kaitanya dengan ukuran-ukuran kesalehan individu dan sosial, ada lima ciri penting manusia yang shaleh dalam bermuamalah secara sosial.
Pertama, kesalehan dalam berpikir ; Dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai macam yang bisa kita lihat dan dengar, boleh jadi ada yang menyenangkan boleh juga ada yang menyakitkan atau minimal menyinggung perasaan yang terkadang menyulut kita untuk berpikir yang bisa jadi dilanjutkan dengan tindakan. Namun begitu sebagai orang yang berharap untuk saleh, maka kita berusaha untuk memulai dengan berpikir yang baik, berpikir yang positif terhadap apa pun yang kita lihat, kita dengar ataupun kita rasakan. Dengan berpikir yang baik dan atau positif bisa melahirkan kesadaran bagi kita maupun masyarakat, mendorong manusia untuk berusaha dan beramal yang baik, mendorong manusia untuk mendekatkan diri pada Allah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada sebagian kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujuraat: 12)
Kedua, kesalehan dalam berkata ; Ada pepatah mengatakan bahwa lidah tidak bertulang. Hal ini bisa dimaknai bahwa lidah bisa mengucapkan apa saja yang dia kehendaki dengan bebas sebebasnya tanpa ada gangguan dari mana pun. Namun dalam Islam, dilarang mengucapkan kalimat atau kata-kata yang bisa menyinggung orang lain, menyakiti orang lain, merendahkan orang lain, membuat orang lain marah dan sebagainya. Jadi sebagai umat Islam, harus mampu menjaga lidah dari ucapan-ucapan yang tidak baik sehingga menyejukkan setiap orang yang mendengar. Allah berfirman:
لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar." (QS An-Nisaa'[4]: 114).
Rasulullah bersabda: