Peran Penting Prodi Agribisnis Universitas Subang dalam Mewujudkan Swasembada Pangan, Hilirisasi Komoditas, dan Pembangunan Berkelanjutan sesuai Asta Cita RPJMN 2025-2029

Peran Penting Prodi Agribisnis Universitas Subang dalam Mewujudkan Swasembada Pangan, Hilirisasi Komoditas, dan Pembangunan Berkelanjutan sesuai Asta Cita RPJMN 2025-2029

Penulis adalah Dosen Prodi Agribisnis Universitas Subang, Arief Darmawan, S.Si., M.M.

Oleh Arief Darmawan, S.Si., M.M.

Dosen Prodi Agribisnis  Universitas Subang

Asta Cita RPJMN 2025-2029, menjadi landasan kebijakan pemerintah saat in fokus pada peningkatan produksi pangan, hilirisasi komoditas, dan pembangunan berkelanjutan. Target pemenuhan fokus tersebut adalah swasembada pangan, energi, dan air, serta peningkatan kinerja ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru yang tercantum dalam Prioritas Nasional (PN) 2, 5, dan 6. Dalam RPJMN 2025-2029, hilirisasi sektor agribisnis menjadi salah satu fokus utama. Pemerintah berupaya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian melalui pengolahan lebih lanjut, yang didukung oleh riset, digitalisasi jasa, dan pengembangan sistem agribisnis Penguatan sektor agribisnis memiliki relevansi yang kuat untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian di Kabupaten Subang. Sebagai daerah yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi pertanian yang besar di Indonesia, terutama dalam produksi padi, hortikultura, dan perkebunan di Indonesia.

Dalam konteks Prioritas Nasional 2 yang berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, Kabupaten Subang telah mengembangkan sistem pertanian terpadu melalui proyek UPLAND, yang bertujuan meningkatkan komoditas unggulan berorientasi ekspor. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk hibah dari International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kabupaten Subang berupaya meningkatkan daya saing produk pertanian lokal di pasar global.

BACA JUGA: Krisis Identitas di Era Media Sosial: Analisis Tahap Psikososial Remaja Menurut Erik Erikson

Prioritas Nasional 5, yang menekankan ketahanan pangan dan pertanian, juga tercermin dalam kebijakan daerah yang berupaya mengatasi tantangan seperti musim kemarau dan keterbatasan sumber daya air. Pemerintah Kabupaten Subang telah mengimbau para petani untuk lebih bijak dalam menggunakan air dan memanfaatkan sistem irigasi secara optimal guna menghindari gagal panen. Selain itu, data dari Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa Subang memiliki basis petani yang kuat dengan berbagai komoditas unggulan.

Prioritas Nasional 6, yang berfokus pada pembangunan daerah berbasis keunggulan lokal, sangat relevan dengan strategi agribisnis di Subang. Daerah ini memiliki tiga zona utama—pegunungan, dataran rendah, dan pesisir—yang masing-masing memiliki potensi pertanian berbeda. Perkebunan kopi, teh, dan cengkeh di wilayah pegunungan, serta hortikultura di dataran rendah, menjadi bagian dari ekosistem agribisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, Kabupaten Subang juga memiliki potensi besar dalam pengembangan agrowisata, yang dapat meningkatkan nilai tambah sektor pertanian dan menarik wisatawan.

Terkait hilirisasi, Kabupaten Subang memiliki beberapa kawasan industri yang dapat menjadi lokasi hilirisasi pertanian. Dengan adanya kawasan industri, produk pertanian Subang dapat diolah menjadi berbagai produk turunan yang lebih bernilai dan berorientasi ekspor (langsung melalui Pelabuhan internasional Patimban), sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan ekonomi daerah.

Keberadaan Program Studi Agribisnis di Universitas Subang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kinerja sektor pertanian di Kabupaten Subang, sejalan dengan PN 2, PN 5, dan PN 6 dalam Asta Cita. Sebagai bagian dari Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, prodi ini berkontribusi dalam mencetak sumber daya manusia yang kompeten di bidang agribisnis, sehingga mampu mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan, ketahanan pangan, dan pengembangan daerah berbasis keunggulan lokal. Program Studi Agribisnis juga memfokuskan kegiatan penelitiannya untuk menghadapi tantangan pertanian modern, terutama dalam penerapan pertanian cerdas (smart farming) dan ekonomi sirkular berbasis antisipasi perubahan iklim. Dengan pendekatan inovatif ini, sektor agribisnis di Kabupaten Subang dapat lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan meningkatkan efisiensi produksi.

BACA JUGA: Kejujuran di Kampus atau di Sekolah itu Jadi Barang Mahal atau Murah?

Dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan (PN 2), prodi Agribisnis Universitas Subang berperan dalam meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui pendidikan dan penelitian. Mahasiswa dibekali dengan pengetahuan tentang manajemen agribisnis, pemasaran hasil pertanian, serta inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani. Dengan demikian, lulusan prodi ini dapat menjadi agen perubahan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis agribisnis yang berkelanjutan.

Pemenuhan ketahanan pangan dan pertanian (PN 5), juga sangat relevan dengan kurikulum yang diajarkan di prodi Agribisnis. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang produksi pertanian, tetapi juga tentang strategi pengelolaan rantai pasok, diversifikasi produk, dan pemanfaatan teknologi pertanian modern. Hal ini sejalan dengan upaya Kabupaten Subang dalam meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi pertanian guna menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam. Terkait pemanfaatan teknologi (smart farming), prodi Agribisnis berperan dalam membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan terkait teknologi pertanian presisi. Mahasiswa diajarkan bagaimana memanfaatkan sensor tanah, drone pemantau lahan, dan sistem irigasi otomatis untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara efisien. Dengan penerapan teknologi ini, petani dapat mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, mengurangi limbah, serta meningkatkan hasil panen tanpa merusak keseimbangan ekosistem.

Sedangkan fokus pada pembangunan daerah berbasis keunggulan lokal (PN 6), semakin memperkuat relevansi prodi Agribisnis di Universitas Subang. Mengingat Kabupaten Subang memiliki potensi agribisnis yang besar, dengan berbagai komoditas unggulan seperti padi, hortikultura, dan perkebunan. Melalui pendidikan dan penelitian yang dilakukan di prodi ini, mahasiswa dapat berkontribusi dalam pengembangan produk lokal, peningkatan nilai tambah hasil pertanian, serta penguatan ekosistem agribisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam hal antisipasi terhadap perubahan iklim menjadi aspek penting dalam kurikulum prodi Agribisnis. Mahasiswa diajarkan strategi adaptasi seperti penggunaan varietas tanaman tahan iklim, sistem pertanian konservatif, dan pengelolaan air yang lebih efisien. Dengan pendekatan ini, sektor pertanian di Kabupaten Subang dapat lebih tangguh menghadapi cuaca ekstrem, mengurangi risiko gagal panen, serta menjaga ketahanan pangan daerah.

Dengan adanya prodi Agribisnis di Universitas Subang, sektor pertanian di Kabupaten Subang dapat terus berkembang dengan pendekatan yang lebih modern dan berbasis ilmu pengetahuan. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha agribisnis akan semakin memperkuat posisi Subang sebagai salah satu pusat agribisnis unggulan di Indonesia. Melalui penerapan dan penguatan aspek smart farming, ekonomi sirkular, dan strategi adaptasi perubahan iklim, prodi Agribisnis di Universitas Subang berperan sebagai katalis dalam modernisasi sektor pertanian. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha agribisnis akan semakin memperkuat posisi Subang sebagai pusat agribisnis unggulan yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.


Berita Terkini