PASUNDAN EKSPRES - Andrew Garfield baru-baru ini mangungkapkan dukungannya terhadap Palestina. Hal tersebut diungkapkan Andrew Garfield secara tersirat dalam sebuah wawancara untuk promo film terbarunya, We Live in Time, di New York, Amerika Serikat.
Aktor 41 tahun tersebut tampil dalam sebuah siniar 'Happy Sad Confused' yang dibawakan oleh Josh Horowitz. Di tengah wawancara, Horowitz menanyakan peran apa yang diinginkan Garfield setelah merampungkan film terbarunya.
BACA JUGA:Drama Panas! Agus Salim Disiram Air Keras, Istrinya Tertuduh Tilep Donasi?
Pemeran Spider-Man itu tampak lantang menyuarakan dukungannya terhadap Palestina dengan memberikan jawaban berisi perhatiannya kepada warga Gaza.
"Kita harus mengarahkan energi kita untuk sesuatu yang benar-benar nanti," ujar Garfield, mengutip Huffington Post.
Andrew Garfield menegaskan bahwa saat ini kita harus mengarahkan hati dan energi kita untuk warga Palestina di Gaza.
"Mungkin kehidupan, entah lah, warga Palestina di Gaza saat ini. Mungkin di situ lah kita mengarahkan hati dan energi kita, dan siapa pun yang menderita, siapa pun yang tertindas, siapa pun yang menderita di bawah beban kengerian dunia saat ini, siapa pun yang tidak punya pilihan untuk menjalani kehidupan yang bermartabat. Di situ la energi kita seharusnya diarahkan saat ini," tambahnya melengkapi.
Pernyataan lantang Andrew Garfield yang mendukung warga Palestina itu langsung disambut dengan riuh tepuk tangan penonton yang hadir dalam siaran langsung tersebut.
BACA JUGA:Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual, P Diddy Diserang Tuntutan Hukum Baru
Sebenarnya, bukan kali ini saja Andrew Garfield lantang mendukung Palestina. Karena sebelumnya, pada 2023 lalu, Garfield menjadi salah satu dari banyak artis yang menandatangani surat Artists4Ceasefire.
Surat itu ditujukan untuk Presiden AS Joe Biden untuk bisa memfasilitasi gencatan senjata di Gaza, Palestina.
"Kami percaya semua kehidupan itu suci. Tidak peduli keyakinan atau etnis dan kami mengutuk pembunuhan warga sipil Palestina dan Israel," bunyi kutipan surat tersebut.
Kolektif ini dibentuk pada 20 Oktober 2023 atau dua pekan setelah serangan pertama Israel ke Gaza pada 7 Oktober sebelumnya.
Pada September lalu, kolektif ini juga ikut menyerukan agar AS berhenti mengirimi senjata ke Israel dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
Sejak meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, agresi Israel ke Palestina telah mengambil lebih dari 41 ribu nyawa warga Palestina.(nym)