PASUNDAN EKSPRES- Setelah merayakan Lebaran, Kabupaten Subang masih dihantui dengan lonjakan harga kebutuhan pokok yang mengkhawatirkan.
Meskipun Pemerintah Kabupaten Subang telah mengadakan pasar murah, namun harga-harga penting seperti minyak goreng, gula pasir, dan telur ayam tetap tinggi.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baik bagi para pedagang maupun pembeli, dengan harapan bahwa pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengendalikan situasi ini.
Salah seorang pedagang di Pasar Pagaden, Fahmi, mengungkapkan bahwa dua pekan setelah Lebaran, harga-harga kebutuhan pokok masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Dampak langsung dari kenaikan harga ini adalah penurunan jumlah pembeli, yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi lokal.
Saat ini, harga minyak curah telah naik dari Rp17.000 menjadi Rp20.000, gula pasir dari Rp18.000 menjadi Rp19.000, dan telur ayam mencapai Rp33.000 per kilogram dengan stok yang kosong.
Masalah terbesar terjadi pada telur ayam, dimana tidak adanya pasokan mengakibatkan kenaikan harga yang signifikan.
Pedagang-pedagang lokal berharap pemerintah dapat segera turun tangan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengendalikan lonjakan harga ini.
Langkah-langkah stabilisasi harga yang diambil oleh pemerintah akan berpengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat.
Dengan menjaga harga-harga kebutuhan pokok tetap terjangkau, pemerintah tidak hanya melindungi ekonomi masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa kebutuhan dasar setiap individu dapat terpenuhi.
Mengatasi lonjakan harga kebutuhan pokok pasca-Lebaran bukan hanya masalah ekonomi semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.
Diharapkan langkah-langkah konkret dapat segera dilakukan agar stabilitas harga dapat dipulihkan dan kehidupan masyarakat tetap berjalan lancar.