PASUNDAN EKSPRES - India menyelidiki 17 kematian misterius di desa yang sama. Pihak berwenang di India saat ini sedang menyelidiki kematian misterius 17 orang di sebuah desa terpencil di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola India. 17 orang tersebut sebagian besar adalah anak-anak.
Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Badhal, distrik Rajouri, sejak 7 Desember hingga 19 Januari.
India Menyelidiki Kasus 17 Kematian Misterius di Desa yang Sama
Menurut laporan dari pejabat kesehatan setempat, sejumlah korban, termasuk 12 anak-anak, awalnya menunjukkan gejala yang mirip dengan keracunan makanan, seperti muntah dan diare.
Namun, para korban tiba-tiba kehilangan kesadaran secara mendadak. Korban meninggal termasuk anggota dari tiga keluarga yang saling terkait, dengan enam anak berusia antara 7 hingga 15 tahun.
Desa Badhal telah dinyatakan sebagai zona karantina, meskipun para pejabat menegaskan bahwa penyakit ini tampaknya tidak menular dan tidak ada risiko epidemi. Meski demikian, langkah pencegahan telah diambil untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.
Pemerintah federal telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh, sementara tim investigasi khusus telah dibentuk oleh administrasi setempat. Tim ini terdiri dari petugas kepolisian, ahli patologi, dan spesialis lainnya. Hingga kini, mereka telah memeriksa puluhan orang terkait kasus ini.
Menurut hasil penyelidikan awal, konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi diduga menjadi penyebab kematian. Uji sampel air dari mata air lokal menunjukkan adanya jejak pestisida.
Oleh karena itu, warga desa diminta untuk tidak menggunakan mata air tersebut untuk konsumsi. Sebagai langkah lanjutan, pemerintah hanya menyediakan makanan dan air bersih dari sumber terpercaya untuk penduduk setempat.
Selain itu, semua bahan makanan di rumah-rumah yang terdampak telah disita oleh otoritas. Rumah-rumah keluarga korban pun telah disegel untuk mencegah risiko lebih lanjut.
Sebanyak 10 orang telah dirawat di rumah sakit di Rajouri, Jammu, dan Chandigarh. Di antara kelompok pasien kedua yang dirawat pada 12 Desembar, lima orang, termasuk seorang anak satu tahun, berhasil sembuh.
"Ini memberikan secercah harapan bagi kami," kata Dr. AS Bhatia, kepala rumah sakit lokal, dikutip BBC News, Jumat (24/1).
Dr. Shuja Quadri, seorang epidemiolog di Government Medical College Rajouri, menegaskan bahwa penyakit ini hanya terjadi secara lokal dan telah menyingkirkan kemungkinan infeksi virus, bakteri, protozoa, maupun zoonosis.
Penduduk yang memiliki kontak erat dengan keluarga korban telah dipindahkan ke rumah sakit pemerintah di Rajouri untuk pemantauan kondisi. Selain itu, semua penduduk desa diwajibkan mengonsumsi air dan makanan yang disediakan oleh pemerintah.
(ipa)