PASUNDAN EKSPRES - Ukraina siap menerima gencatan senjata 30 hari dengan Rusia. Ukraina telah menyatakan kesiapannya untuk menerima gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia, yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) setelah pertemuan diplomatik di Arab Saudi.
Langkah ini dianggap sebagai upaya terbaru untuk meredakan konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Kesepakatan Gencatan Senjata 30 Hari
Setelah pembicaraan antara AS dan Ukraina di Jeddah, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan bahwa ia akan menyampaikan tawaran tersebut kepada Rusia. Rubio menegaskan bahwa keputusan ada di pihak Rusia.
Ia mengisyaratkan mengenai keberlanjutan perundingan perdamaian bergantung pada respons Moskow.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyambut baik proposal tersebut dan mengatakan bahwa sekarang tugas AS adalah meyakinkan Rusia untuk menerima kesepakatan yang dianggap sebagai langkah positif menuju perdamaian. Ia juga mengapresiasi pembicaraan yang telah berlangsung di Jeddah.
Dalam pernyataan bersama, AS dan Ukraina juga sepakat untuk segera melanjutkan kerja sama dalam berbagi intelijen serta bantuan keamanan, yang sebelumnya ditangguhkan setelah pertemuan kontroversial antara Zelensky dan Presiden AS, Donald Trump.
Respons AS dan Upaya Diplomasi
Rubio menegaskan bahwa Ukraina siap menghentikan pertempuran dan memulai perundingan segera.
Ia menambahkan bahwa jika Rusia menolak tawaran ini, maka dunia akan mengetahui siapa yang menjadi penghalang utama bagi perdamaian.
Gencatan senjata yang diajukan ini melampaui usulan awal Zelensky yang hanya mencakup penghentian sementara pertempuran di laut dan udara.
Dengan demikian, inisiatif ini menandai langkah lebih besar dalam upaya meredakan konflik yang telah menelan banyak korban jiwa.
Sementara itu, Presiden Trump menyatakan akan berdiskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan berharap Moskow menerima proposal tersebut.
"Seperti yang dikatakan banyak orang, dibutuhkan dua pihak untuk berdamai," kata Trump di Gedung Putih, dilansir dari BBC News, Rabu (12/3).
Sikap Rusia: Belum Ada Tanggapan Resmi
Moskow belum memberikan tanggapan resmi terkait tawaran gencatan senjata ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Rusia belum menutup kemungkinan untuk mengadakan pembicaraan dengan perwakilan AS dalam beberapa hari ke depan.
Pihak Kremlin sebelumnya menyatakan akan mengeluarkan pernyataan resmi setelah menerima informasi dari Washington mengenai hasil pembicaraan di Jeddah.
Hingga kini, Rusia masih menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, dan keputusan Moskow terkait tawaran gencatan senjata ini akan sangat menentukan arah konflik selanjutnya.
(ipa)