PASUNDAN EKSPRES - Lebih dari 50 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Belum menyerah, Israel terus melakukan penyerangan di Gaza.
Menurut keterangan tenaga medis dan tim penyelamat, serangan udara dan darat yang dilakukan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 50 orang tewas, termasuk anak-anak, seorang jurnalis dari jaringan Al Jazeera, serta petugas dari Badan Pertahanan Sipil.
Lebih dari 50 Orang Tewas, Serangan Israel di Gaza terus Berlanjut
Banyak korban yang tewas berada di sebuah sekolah yang dikelola PBB dan digunakan sebagai tempat perlindungan bagi keluarga yang mengungsi di kota Khan Younis, Gaza Selatan.
Rekaman menyedihkan menunjukkan pemandangan penuh darah di lantai tiga Sekolah Ahmed bin Abdul Aziz, dengan tubuh anak-anak di antara para korban.
Tenaga medis melaporkan setidaknya 13 orang tewas dalam serangan tersebut. Sementara itu, juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan sekitar 20 korban jiwa, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
“Ini tidak pernah berhenti. Rasa sakit dan penderitaan terus berlanjut tanpa henti,” ujar Louise Wateridge kepada BBC dari Gaza Tengah.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan lokasi-lokasi yang digunakan oleh Hamas dan kelompok sekutunya.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas melaporkan bahwa jumlah korban jiwa di Gaza akibat perang selama 14 bulan antara Israel dan Hamas kini telah melebihi 45.000 orang.
Kementerian tersebut tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam laporannya.
Namun, pada Oktober lalu, dilaporkan bahwa dari total korban tewas yang diidentifikasi, 29.980 adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia. Sementara itu, pemerintah Israel menyebutkan bahwa hampir 20.000 "teroris" telah tewas.
Juru bicara Badan Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal, mengecam serangan yang dilakukan Israel dan menyatakan bahwa total 94 petugas Pertahanan Sipil telah tewas sejak perang dimulai.
Menurutnya pendudukan Israel telah menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada perlindungan bagi pekerja manusia di Gaza dan tidak ada kepatuhan terhadap hukum internasional.
Sementara itu, Al Jazeera mengutuk keras pembunuhan Ahmad al-Louh yang mereka sebut sebagai “pembunuhan terencana” terhadap jurnalisnya.
Namun, tentara Israel menegaskan bahwa bangunan yang menjadi sasaran mereka adalah bangunan yang digunakan oleh teroris untuk melancarkan serangan kepada mereka.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, setidaknya 137 jurnalis dan pekerja media telah tewas di Gaza, Tepi Barat, Israel, dan Lebanon sejak perang dimulai. Jumlah ini menambah panjang daftar korban dari kalangan pekerja media dalam konflik yang terus berkecamuk ini.
(ipa)