PASUNDAN EKSPRES- Belakangan ini, media sosial Indonesia diramaikan dengan fenomena baru yang dikenal sebagai "joget Sadbor."
Tren ini viral di platform video pendek, di mana para kreator konten menampilkan aksi berjoget dengan gaya khas Sadbor.
Memainkan ekspresi sedih atau tertekan dengan harapan mendapatkan gift atau uang dari penonton.
Meskipun menjadi hiburan bagi sebagian orang, fenomena ini memunculkan perdebatan.
Fenomena Sadbor ini bukan yang pertama kali ramai di jagat media sosial Indonesia.
Sebelumnya, tren seperti live mandi lumpur sempat menjadi sorotan, di mana para kreator bersedia mandi lumpur sebagai bentuk hiburan jika diberi gift.
Bedanya, kini para pelaku Sadbor lebih mengandalkan joget dengan ekspresi sedih, menampilkan emosi mendalam yang menarik simpati atau sekadar perhatian dari penonton.
Hiburan atau Sekadar "Ngemis Online"?
Banyak yang menilai fenomena ini mirip dengan "ngemis online" yang dikemas dengan cara berbeda.
Daripada memberikan konten edukatif atau informatif, mereka memilih berjoget dengan ekspresi Sadbor, berharap mendapatkan imbalan dalam bentuk gift.
Meskipun dianggap sebagai hiburan, tak sedikit yang menganggap tren ini kurang bermanfaat dan memicu perilaku pasif di kalangan pemuda produktif.
Salah satu alasan tren ini marak diikuti adalah daya tarik cuan yang bisa dihasilkan.
Beberapa kreator dikabarkan mampu memperoleh penghasilan yang lumayan dari joget Sadbor ini.
Bagi para kreator muda, ini tentu menjadi cara instan untuk mendapatkan uang.
Namun, para pengamat menyangsikan keberlangsungan tren ini dalam jangka panjang, dan mengingatkan para kreator untuk menggunakan penghasilan tersebut dengan bijak.
Hiburan Sekadar Hiburan, atau Ada Dampak Lainnya?
Fenomena Sadbor ini menimbulkan pertanyaan besar apakah ini hanya hiburan yang sekadar mengisi waktu luang, atau ada dampak negatif yang lebih luas?
Banyak pihak berharap para kreator dapat memanfaatkan tren ini sebagai batu loncatan untuk menciptakan konten yang lebih positif dan konstruktif.
Pada akhirnya, apakah tren Sadbor akan menghilang atau tetap bertahan di tengah masyarakat, semua tergantung pada respons publik dan bagaimana tren ini dieksplorasi ke depannya.