PURWAKARTA-Marak beredar opini di berbagai media sosial, terutama di grup WhatsApp, dengan narasi Kader NU berkonspirasi dengan PKS.
"Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Purwakarta 2024 membawa dinamika politik yang menarik."
"Sejumlah pengurus dan kader Nahdlatul Ulama (NU) secara terbuka menyatakan dukungan terhadap pasangan calon Yadi Rusmayadi dan Pipin Sopian yang didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)".
"Dukungan ini cukup mengejutkan mengingat Purwakarta adalah daerah dengan basis kuat Nahdliyyin, yang biasanya cenderung menginginkan kader NU sendiri sebagai pemimpin".
"Spekulasi beredar bahwa ini adalah langkah tersembunyi untuk menggeser dominasi NU di daerah tersebut. Jika Yadi dan Pipin menang, pengaruh NU bisa melemah, digantikan oleh aliran politik dari PKS".
"Apakah ini strategi besar atau hanya kebetulan politik? Warga Nahdliyyin kini harus berpikir, apakah mereka benar-benar mendukung atau justru sedang digiring menuju rencana besar yang bisa mengubah peta kekuatan politik di Purwakarta".
Opini tersebut sebenarnya terbantahkan saat Ketua PCNU Purwakarta K.H. Ahmad Anwar Nasihin menghadiri acara yang diselenggarakan Aliansi Ajengan Purwakarta (Aljata).
Acara tersebut merepresentasikan dukungan untuk pasangan Saepul Bahri Bin Zein dan Abang Ijo Hapidin, di Hotel Harper Purwakarta, Selasa (12/11).
Akan tetapi, saat dikonfirmasi, Kiai Ahmad Anwar Nasihin menegaskan bahwa kehadirannya itu bukanlah bentuk dukungan kepada calon tertentu, tetapi sebagai penghormatan kepada para ulama yang mengundang.
“Saya akan hadir manakala saya diundang oleh calon mana pun. Saya harus berlaku adil terhadap calon bupati dan wakil bupati yang mengundang saya, apalagi mereka semua kader dan pengurus NU,” katanya kepada wartawan, Rabu (13/11).
Kiai Ahmad Anwar Nasihin menjelaskan, kehadirannya tanpa terlibat dalam deklarasi maupun kegiatan politik yang bersifat kampanye.
"Saya baru pertama kali menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh Aljata yang merepresentasikan pendukung pasangan nomor urut 1," ujarnya.
Perlu diketahui pula, lanjutnya, bahwa sebagai Ketua PCNU Purwakarta dirinya diundang oleh Aliansi Ajengan Purwakarta dalam acara pembukaan halaqoh dan bahtsul masail.
“Saya tidak ikut bahtsul masail apalagi deklarasi, setelah selesai pembukaan saya pulang, saya hanya menghormati yang mengundang, yang koordinatornya Habib Abdullah," ucapnya.
Kiai Ahmad Anwar Nasihin juga menyatakan bahwa NU bukan milik kelompok tertentu atau partai politik manapun, melainkan milik seluruh masyarakat Purwakarta.
Ia pun menyerukan kepada seluruh calon untuk meraih dukungan warga Nahdliyyin dengan cara yang positif dan sesuai dengan prinsip masing-masing.
“NU ini milik semua masyarakat, bahkan milik semua calon, silahkan raih suara warga nahdliyyin di Purwakarta dengan cara dan metode masing masing,” katanya.
Menanggapi tudingan adanya konspirasi politik antara NU dengan PKS, Kiai Ahmad Anwar Nasihin menegaskan, NU memiliki jalur dan aturan organisasi yang tidak dapat disamakan dengan ormas lain.
“Saya tidak mau menanggapi persoalan fitnah bahwa NU melakukan konspirasi politik dengan PKS, intinya NU punya jalur dan alur masing masing yang tidak bisa disatukan relnya dengan ormas lain, kita punya aturan masing masing,” ujar Kiai Ahmad Anwar Nasihin.(add)