News

Jelang Puncak Haji, Ini Perlengkapan yang Wajib Dibawa Jemaah Haji Saat Ke Arafah

Jelang Puncak Haji, Ini Perlengkapan yang Wajib Dibawa Jemaah Haji Saat Ke Arafah

PASUNDAN EKSPRES - Menjelang puncak haji 2024, jemaah haji perlu mengetahui apa saja perlengkapan yang perlu dibawa saat berada di Arafah.

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijjah 1445 H bertepatan pada 7 Juni 2024.

Oleh karena itu, jemaah haji diperkirakan akan menunaikan wukuf di Arafah pada 15 Juni 2024 sehingga jemaah akan mulai diberangkatkan dari hotel menuju Arafah pada 14 Juni 2024.

Kepala Bidang Akomodasi Zaenal Muttaqin menyampaikan bahwa jemaah laki-laki perlu membawa pakaian ihram cadangan, begitu pula dengan jemaah perempuan.

"Saat berangkat menuju Arafah pada 14 Juni nanti, jemaah laki-laki harus sudah mengenakan pakaian ihram. Kalau diperlukan membawa pakaian ihram cadangan," ucap Zaenal, dikutip dari laman resmi Kemenag, Rabu (12/6).

"Begitu juga dengan jemaah perempuan harus berniat haji dan memakai pakaian yang menutup auratnya sejak dari hotel. Ibu-ibu memakai pakaian yang menutup aurat," sambungnya.

Terkait bekal yang perlu dibawa, Zaenal meminta jemaah untuk membawa tas berisi paspor, obat-obatan, dan perlengkapan pribadi.

Jemaah juga harus membawa smart card yang diterbitkan oleh pemerintah Arab Saudi pada penyelenggaraan haji tahun ini. 

Nantinya, kartu tersebut akan dipindai (scan) sebelum jemaah naik ke bus.

Selain itu, kata Zaenal, jemaah haji diminta membawa pakaian ganti yang cukup untuk dua hingga tiga hari, mulai pakaian dalam dan pakaian sehari-hari. 

Jemaah juga agar membawa perbekalan yang cukup selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Selain itu, jemaah diminta tidak lupa membawa perlengkapan mandi, misalnya handuk kecil, sabun, sampo, dan sikat gigi. 

Mengenai keperluan istirahat, seperti kasur dan bantal sudah disiapkan penyelenggara.

"Kalau bantal tidak usah dibawa karena di tenda sudah disiapkan kasur dan bantal meskipun tidak sama dengan yang di hotel," kata Zaenal.

Setelah wukuf di Arafah, jemaah akan melanjutkan mabit di Muzdalifah dan Mina. 

Selama di Mina, jemaah melontar jumrah aqabah di Jamarat pada 10 Zulhijjah. Setelah itu, jemaah diperbolehkan untuk tahalul agar bisa melepas pakaian ihram dan berganti pakaian biasa.

"Jemaah laki-laki boleh berganti dengan sarung atau celana panjang dan pakaian biasa," kata Zaenal.

Zaenal juga mengingatkan kepada jemaah haji yang akan mengambil nafar tsani (pulang dari Mina pada 13 Zulhijjah 1445 H), agar mereka membawa perbekalan pakaian untuk empat hari. 

Hal ini dikarenakan mereka akan tinggal di Mina sampai 13 Zulhijjah atau 20 Juni 2024.

"Yang nafar tsani akan tinggal di Mina sampai 13 Zulhijjah. Kalau yang nafar awal akan di Mina 10-12 Zulhijah (16-18 Juni)," tutur Zaenal.

Zaenal mengimbau jemaah tidak menggunakan koper kabin saat pelaksanaan puncak haji di Armuzna. 

Adapun jemaah sebaiknya membawa tas yang mudah dibawa dalam kondisi apapun kecuali memang tidak ada tas lain yang lebih fleksibel sebab mobilitas jemaah di sana akan sangat cepat.

Dari Makkah, jemaah akan menuju Arafah untuk wukuf. Malamnya, jemaah harus naik bus lagi dan turun di Muzdalifah untuk mabit. Kemudian harus bergerak lagi dan turun di Mina untuk 2-3 hari.

Terkait akomodasi di Armuzna, Zaenal memastikan kesiapannya sudah siap 100 persen. Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq.

Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas sektor untuk menyiapkan akomodasi bagi jemaah yang tidak menginap di Mina dan kembali ke hotel, terutama untuk jamaah yang tinggal di Syiyah dan Raudhah.

"Kami sudah meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Zulhijah," uajr Zaenal.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan hotel transit untuk jemaah lansia non mandiri yang berlokasi di Alawi, dekat Aziziah.

Adapun pemilihan hotel transit itu dipilih karena dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). 

"Kami sediakan kamar untuk menampung 390 jemaah," imbuh Zaenal. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua