Selebriti

Ernest Prakasa Ungkap Alasan Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Berkonsep Hitam Putih

Ernest Prakasa Ungkap Alasan Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Berkonsep Hitam Putih
Ernest Prakasa ungkap alasan mengapa film 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' berkonsep hitam putih. (Foto: berbagai sumber)

PASUNDAN EKSPRES - Ernest Prakasa ungkap alasan mengapa film 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' berkonsep hitam putih.

Kemunculan film 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' menjadi warna baru di industri perfilman Indonesia sebab menggunakan visual hitam putih dalam filmnya.

Ernest Prakasa sebagai pendiri Imajinari Pictures pun mengungkap beberapa hal tentang Jatuh Cinta Seperti di Film-Film dalam sebuah podcast di kanal YouTube The Leonardo's yang diunggah pada Senin, 4 Maret 2024.

Awalnya, Ernest menargetkan film 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' hanya mencapai 100 ribu penonton saja.

"Iya gua udah bilang, ini film semoga bisa 100 ribu penonton deh, supaya nggak yang kaya 'duh, sedih banget cepe aja ga nyampe' gitu, jadi pengennya semoga cepe bisa nyampe nih," ucapnya saat menjadi bintang tamu di podcast kanal YouTube The Leonardo's.

Namun, ia tidak percaya jika film tersebut dapat menembus sebanyak 650 ribu lebih penonton di bioskop.

"Target hopefull-nya 200 (ribu), tapi target minimum supaya kayanya ga bakal down-down banget, cepe gitu. Asal bisa cepe kayanya udah pasrah lah. (Endingnya) 650 (ribu). Tapi kan juga ga diduga, Nad," katanya ke Onad.

Lebih lanjut, Ernest pun blak-blakan soal dirinya awal kerja sama dengan Yandy Laurens, penulis dan sutradara 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' yang saat itu sedang mencari rumah produksi untuk film tersebut.

"Gua baca skripnya kan, Yandy kan bilang, 'Nes, kita kerja sama bisa ga?' Bisa Yan bisa, gua masih baru, gua masih open lah, siapa pun ayo," tuturnya.

Alangkah kagetnya ketika Ernest mengetahui bahwa film yang digarap Yandy Laurens itu berkonsep hitam putih yang membuat dirinya sempat 'pasrah' saat itu.

"(Gua punya project nih, hitam putih). Aduh, sekalinya ada yang ngajak kerja sama kaya begini, gua baca dulu ya," katanya sambil tertawa.

Ia pun akhirnya menyanggupi tawaran kerja sama itu sebab cerita dalam film tersebut menarik dan berbeda dari yang lain.

"Dari sejak skrip itu, film itu memang udah, 'Kok bisa-bisanya orang kepikiran bikin cerita kaya begini ya', maksudnya lu ketika nonton kaya 'Nih, isi otaknya Yandy apa gitu', ujarnya.

Sutradara 'Susah Sinyal' itu sempat mempertanyakan kenapa Yandy Laurens harus menggunakan konsep hitam putih dalam film tersebut yang dimaksudkan sebagai lambang duka cita sebab Yandy pernah ditinggalkan oleh ayah dan kakaknya yang meninggal.

"Gua nanya, 'Kenapa harus item putih?'. Karna, item putih adalah buat dia, cara dia melambangkan duka cita," katanya.

Ernest pun bercerita inspirasi Yandy Laurens untuk membuat film berkonsep hitam putih yang ternyata berasal dari kisah nyata yang dialami Yandy setelah kepergian dua anggota keluarganya itu.

"Ayahnya sama kakaknya itu meninggal dalam waktu yang berdekatan, selang setahun atau dua tahun, ketika dia masih sekolah. Jadi, suatu hari, waktu dia masih kecil itu, gak lama setelah dua orang anggota keluarganya meninggal, dia lagi pagi-pagi bangun tidur, dia liat mamanya lagi nyapu rumah, tapi saat liat dia itu mungkin karna mamanya di depan anaknya harus selalu tough, ga mau memperlihatkan duka, saat itu dia pikir Yandy belum bangun. Jadi, saat nyapu itu, dia tertegun menatap foto almarhum suami dan anaknya, diem aja gitu," jelasnya.

"Yandy melihat itu, dari atas tangga, pojokan tangga gitu, ke bawah gitu, dia merasa dia membayangkan 'Gila ya, nyokap gua hidupnya pasti gelap banget, hitam putih gitu," sambungnya. (inm)

Berita Terkait