Daerah

4 Peninggalan Belanda di Subang, Bagian dari Sejarah Tempo Dulu

4 Peninggalan Belanda di Subang, Bagian dari Sejarah Tempo Dulu
Wisma Karya Subang zaman kolonial Belanda (dok.Berbagai Sumber)

PASUNDAN EKSPRES - Beberapa peninggalan Belanda di Subang menjadi bagian dari sejarah tempo dulu yang tak bisa terpisahkan dari masa kini. 

Berdirinya Kabupaten Subang salah satunya berkat peninggalan Belanda yang kini dijadikan objek wisata bersejarah yang wajib dikunjungi. 

Dari pada penasaran, yuk simak peninggalan Belanda di Subang yang menjadi bagian dari sejarah tempo dulu di bawah ini. 

BACA JUGA:Tiga Jalur Rawan Kecelakaan, Polres Subang Koordinasi dengan Instansi Terkait

1. Museum Amerta Dirgantara Mandala Lanud Suryadarma

Jejak peninggalan Belanda di Subang selanjutnya adalah Museum Amerta Dirgantara Mandala Lanud Suryadarma. Di museum ini pengunjung dapat melihat bangunan sekolah penerbangan pertama di Indonesia. 

Di sini juga diperlihatkan pesawat tua berusia lebih dari 100 tahun yang masih terawat dengan baik. Lanud Suryadarma diperkirakan didirikan pada 30 Mei 1914. 

Saat itu, Belanda membangun satuan udara bernama Proef Vlieg Afdelin (PVA) atau Bagian Penerbangan Percobaan sebagai bagian dari pasukan Belanda di Hindia-Belanda, KNIL. 

Sejak saat itu lapangan udara di Kalijati beroperasi dengan kondisi sederhana. Lapangan udara militer tertua di Indonesia tersebut masih berupa rumput dan bangsal-bangsal dari bambu.

Bangunan dan fasilitas, termasuk gedung markas pangkalan selesai dibangun pada 1917. Sementara, Museum Amerta Dirgantara Mandala sendiri diresmikan pada 1962.

BACA JUGA:Ratusan Kader HMI dan KAHMI Subang Perkuat Silaturahmi, Komitmen Jaga Eksistensi Dalam Pembangunan Daerah

2. Rumah Sejarah Kalijati

Masih di kawasan Lanud Suryadarma berdiri sebuah Museum Rumah Sejarah Kalijati. Museum ini merupakan saksi bisu penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang di tanggal 8 Maret 1942.

Rumah Sejarah Kalijati adalah tempat penentu berakhirnya kekuasaan Belanda dan dimulainya Pendudukan Jepang. 

Setelah serangan tiba-tiba dari tentara Jepang, Belanda yang tidak siap menghadapinya terpukul mundur hingga akhirnya mengalami kekalahan.

Setelah itu, Panglima Ter Poorten mengajukan perundingan. Dalam perundingan tersebut Jenderal Imamura meminta agar Panglima Ter Poorten menyerah tanpa syarat dan menyerahkan seluruh Tentara Hindia-Belanda ke Jepang.

Jepang mengancam akan menghujani Bandung dengan bom dari udara jika Poorten tidak bersedia memenuhi permintaan tersebut. 

Poorten akhirnya menyetujuinya dan menandatangani perjanjian penyerahaan kekuasaan Hindia-Belanda tanpa syarat.

BACA JUGA:PAC Cibogo Deklarasikan Niko Rinaldo Maju di Pilkada Subang

3. Wisma Karya

Wisma Karya yang terletak dipusat kota Subang ini merupakan bangunan bersejarah peninggalan Kolonial Belanda yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar. 

Saat ini, Wisma Karya telah beralih fungsi menjadi sebuah museum yang terbuka untuk umum. 

Menilik sejarah, dulunya Wisma Karya menjadi simbol kejayaan perusahaan perkebunan bernama Pamanoekan-Tjiasem Landen (P&T Land) milik warga negara Belanda sekaligus saudagar kopi bernama Peter Wellem Hofland. 

BACA JUGA:Besi Pembatas Jalan Tol Cipali di Subang Dicuri

4. Pabrik Penggilingan Padi

Selain bangunan kolonial Belanda di pusat kota Subang, juga terdapat dua pabrik penggilingan padi yang kini kondisinya memprihatinkan. 

Dua pabrik penggilingan padi peninggalan kolonial Belanda tersebut sebenarnya masih ada jejaknya di Kabupaten Subang, yaitu pabrik penggilingan Padi Bedeng Pusakaratu dan Pamanukan Sukajaya. 

Sedangkan Pabrik Penggilingan Padi di Pegaden Baroe mungkin Sudah tidak ada, karena sulit sekali ditemukan jejak keberadaanya.

Berdasarkan catatan sejarah, Pabrik Penggilingan Padi Pusakaratu pertama kali didirikan sekitar tahun 1930 hingga 1936.

(nym) 

Berita Terkait