Finansial

Pertanyaan yang Sering Kita Dengar Kenapa di Era Sekarang Sulit Mencari Pekerjaan?

Pertanyaan yang Sering Kita Dengar Kenapa di Era Sekarang Sulit Mencari Pekerjaan?
Pertanyaan yang Sering Kita Dengar Kenapa di Era Sekarang Sulit Mencari Pekerjaan?

PASUDAN EKSPRES- Kehadiran musik dalam kehidupan kita sering kali menjadi pelipur lara, tetapi dalam konteks pencarian kerja di negara kita, realitasnya jauh dari harmonis.

Gelar pendidikan tinggi tidak lagi menjamin akses cepat ke lapangan kerja, bahkan bagi lulusan SMA, SMK, atau perguruan tinggi yang baru saja menamatkan studinya.

Semakin kesini, mencari pekerjaan semakin sulit, dengan tantangan seperti lowongan kerja yang tidak sesuai dengan jurusan atau keterampilan yang dimiliki.

Fenomena ini semakin rumit dengan maraknya lapangan pekerjaan di sektor informal, seperti menjadi driver ojek online atau pedagang kaki lima.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa pencarian kerja begitu sulit, meskipun jumlah lowongan pekerjaan meningkat?

Kami akan mengeksplorasi beberapa faktor yang mendasari ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan di pasar kerja.

1. Tidak Seimbangnya Penawaran dan Permintaan

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran di Indonesia masih tinggi, sementara lapangan kerja yang tersedia terbatas.

Fenomena ini menggambarkan persaingan yang ketat antara para pencari kerja. Dalam paradigma ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan menjadi kunci.

Namun, dengan 8 juta penduduk yang menganggur dan hanya 3 juta lowongan pekerjaan, persaingan menjadi tidak sehat.

2. Tuntutan Kualifikasi yang Tinggi

Perusahaan cenderung mencari karyawan dengan kualifikasi yang tinggi, termasuk pengalaman dan keterampilan spesifik.

Hal ini meningkatkan kesulitan bagi para pencari kerja, terutama bagi mereka yang baru lulus atau tidak memiliki pengalaman kerja yang memadai.

Bahkan, beberapa perusahaan juga membatasi usia maksimal pelamar kerja, menyulitkan mereka yang berusia di atas 25 tahun.

3. Perubahan Lanskap Teknologi

Kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan lainnya telah mengubah paradigma dunia kerja.

Perusahaan kini membutuhkan karyawan yang adaptif dan memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi.

Namun, kurikulum pendidikan formal masih tertinggal dalam mengajarkan keterampilan modern ini.

4. Kesenjangan antara Kurikulum dan Dunia Kerja

Sistem pendidikan kita belum mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja modern.

Materi yang diajarkan sering kali tidak relevan atau ketinggalan zaman. Sebagian besar lulusan harus belajar keterampilan tambahan di luar kurikulum formal untuk menjadi kompetitif di pasar kerja.

5. Perlunya Pengembangan Keterampilan Mandiri

Penting bagi para pencari kerja untuk terus mengembangkan keterampilan mereka secara mandiri.

Ini melibatkan eksplorasi dunia luar, partisipasi dalam program pelatihan, dan pembelajaran online.

Pengembangan keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja saat ini adalah kunci untuk meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Dalam mengatasi tantangan ini, pendekatan yang holistik diperlukan. Pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Di samping itu, individu juga harus proaktif dalam mengembangkan diri mereka sendiri. Hanya dengan kerja sama dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan pasar kerja yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi semua orang.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi para pembaca dalam menghadapi tantangan mencari kerja di era modern.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua