PASUNDAN EKSPRES - Dampak perayaan Diwali pada kualitas udara di New Delhi. New Delhi menduduki peringkat teratas sebagai kota yang paling tercemar di dunia setelah para pengunjung yang menentang larangan penggunaan petasan untuk merayakan Diwali, telah mendorong kualitas udara ke tingkat yang berbahaya.
Kabut asap tebal menyelimuti ibukota India, bahkan istana kepresidenan di distrik pusat dan taman-taman ikut terkena dampak.
Dampak Perayaan Diwali pada Kualitas Udara di New Delhi
Menurut perusahaan Swiss IQ Air sebagai perusahaan yang mengkategorikan polusi sebagai yang berbahaya mengatakan bahwa indeks kualitas udara mencapai 348. Hal tersebut tentunya membuat Delhi menjadi kota paling tercemar di dunia.
Meskipun pejabat setempat telah melarang penggunaan petasan selama Diwali dan musim dingin dalam beberapa tahun terakhir sesuai perintah Mahkamah Agung, mereka masih kesulitan menegakkan larangan ini, meskipun ada ancaman hukuman penjara.
BACA JUGA: Korban Tewas akibat Banjir di Spanyol Meningkat menjadi 158 Orang
BACA JUGA: Spanyol Melawan Bencana Banjir yang Paling Mematikan, 95 Orang Tewas
Beberapa kelompok Hindu menyatakan bahwa larangan tersebut mengganggu perayaan festival. Namun, pemerintah Delhi telah membantah hal tersebut, dan menjelaskan bahwa larangan itu bertujuan untuk melindungi nyawa.
Selain itu, kabut asap pada hari Jumat juga disebabkan oleh pembakaran limbah di lahan pertanian di India utara, yang membuat kualitas udara semakin buruk di awal musim dingin. Udara dingin dan tebal membuat polutan terperangkap dari berbagai sumber.
(ipa)