Internasional

Eksistensi Israel di Olimpiade Paris 2024, begini Gambarannya Jika Diboikot

Eksistensi Israel di Olimpiade Paris 2024, begini Gambarannya Jika Diboikot

PASUNDAN EKSPRES - Eksistensi Israel di Olimpiade Paris 2024, begini gambarannya jika diboikot. Konflik dunia antara Israel dan Palestina telah menyebabkan beragam persepsi terbentuk di masyarakat.

Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengecam keras tindakan Israel kepada Palestina. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya protes beberapa negara yang meminta Israel untuk diboikot pada penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 mendatang. 

Olimpiade Paris adalah salah satu dari rangkaian Olimpiade yang digelar secara berkala setiap empat tahun. Olimpiade ini terbagi menjadi dua musim, yakni Olimpiade Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin.

Eksistensi Israel di Olimpiade Paris 2024 

Olimpiade Paris 2024 akan diselenggarakan pada 26 Juli - 11 Agustus 2024. Ini merupakan Olimpiade Musim Panas ke-32 yang akan diadakan. Sebelumnya, penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas sempat terhenti sementara selama masa pandemi, sehingga Olimpiade Musim Panas terakhir baru diselenggarakan pada tahun 2021 di Tokyo, Jepang.

Penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat internasional. Ajang olahraga bergengsi ini selalu menjadi pusat perhatian global, karena merupakan wadah bagi negara-negara untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di bidang olahraga.

Mengenai ajang Olimpiade Paris 2024, saat ini cukup banyak publik yang meminta Israel untuk tidak turut andil dalam penyelengaraan ajang olahraga tersebut. Apalagi dengan melihat besarnya pengaruh acara ini terhadap eksistensi suatu negara, tidak dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat mengecam keikutsertaan Israel. 

Komite Olimpiade Palestina dikabarkan telah mengirimkan surat kepada Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, untuk meminta agar Israel dilarang bertanding dalam Olimpiade Paris 2024.

BACA JUGA: Netanyahu Bersumpah 'Kemenangan Total' di Gaza dan Mengecam Pengunjuk Rasa di AS

BACA JUGA: Pidato Joe Biden: Saya Putuskan Menyerahkan Obor, Itulah Cara Terbaik Menyatukan Bangsa

Selain permintaan dari Komite Olimpiade Palestina, terdapat juga petisi dan kampanye sosial yang diluncurkan oleh kelompok hak asasi manusia Avaaz. Mereka menuntut agar IOC melarang Israel untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024, hingga pemerintah Israel menghentikan serangan terhadap warga sipil di Gaza. 

Dilansir dari GoodStats, Kamis (25/7), keikutsertaan Israel dalam Olimpiade Paris 2024 mungkin akan berdampak pada elektabilitas mereka. Hal ini dikarenakan pada Olimpiade Tokyo 2021 sebelumnya, Israel hanya menempati peringkat ke-39 dari 86 negara peserta.

Pada Olimpiade Paris 2024 mendatang, peringkat Israel dalam perolehan medali diproyeksikan dapat berubah. Hal ini didasarkan pada prediksi yang dikeluarkan oleh Gracenote Nielsen, lembaga analitik olahraga, terkait daftar negara-negara yang diperkirakan akan memperoleh medali di Olimpiade Paris 2024.

Berdasarkan data yang ada, Amerika Serikat diprediksi akan menempati peringkat pertama dalam perolehan medali di Olimpiade Paris 2024, dengan total 112 medali. Pada Olimpiade Tokyo 2021 sebelumnya, Amerika Serikat berhasil mendapatkan 113 medali.

Selanjutnya di posisi kedua, terdapat Cina dengan menjadi pesaing kuat di cabang olahraga, seperti angkat besi, senam, dan tenis meja. Sementara di posisi ketiga, diprediksi adalah Britania Raya. 

Meskipun menghadapi berbagai tuntutan dan kekhawatiran terkait partisipasinya, nasib Israel untuk dapat berlaga di Olimpiade Paris 2024 masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab secara pasti.

Namun, saat ini Israel masih memastikan keikutsertaannya setelah berhasil menjadi semifinalis di Piala Eropa U-21 2024, yang merupakan salah satu kualifikasi untuk Olimpiade Paris 2024.

Menurut ESPN, FIFA mengatakan bahwa permintaan Palestina untuk melarang partisipasi Israel di Olimpiade Paris 2024 membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diproses. FIFA saat ini sedang menunggu laporan dari ahli hukum independen mengenai masalah ini, hingga tanggal 31 Agustus 2024.

(ipa) 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua