Lifestyle

Contoh Kultum Ramadan Singkat Untuk Puasa 2024

Contoh Kultum Ramadan Singkat Untuk Puasa 2024
Contoh Kultum Ramadan Singkat Untuk Puasa 2024

PASUNDAN EKSPRES - Kultum, atau yang biasa disebut kuliah tujuh menit, merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh umat Muslim saat memasuki bulan Ramadhan. Contoh Kultum Ramadan Singkat Untuk Puasa 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan atau nasihat-nasihat spiritual kepada khalayak.

 

Tradisi kultum biasanya dilakukan sebelum atau setelah pelaksanaan salat tarawih, atau kadang-kadang juga di sela-sela pelaksanaan tarawih.

Seperti halnya ceramah, kultum juga disampaikan oleh individu yang memiliki pengetahuan agama yang memadai, pemuka agama, atau mereka yang memiliki pengaruh dalam komunitas.

 

Perbedaan utama antara kultum dan ceramah terletak pada durasi penyampaiannya. Ceramah umumnya memiliki durasi yang lebih panjang, bisa mencapai 15 menit, 30 menit, atau bahkan satu jam.

Sementara itu, kultum disajikan dalam durasi singkat, sesuai dengan namanya, yaitu tujuh menit.

 

Meskipun singkat, kultum tetap memiliki tujuan yang sama dengan ceramah, yaitu untuk memberikan pemahaman agama yang lebih dalam, memberikan inspirasi, dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan umat Muslim.

Dengan durasi yang terbatas, kultum diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan tersebut secara padat dan jelas kepada pendengarnya.

 

 

Contoh Kultum Ramadan Singkat Untuk Puasa 2024

 

 

Kultum Ramadan tentang Cara Berpuasa yang Benar

 

Dalam ayat ini, Allah menegaskan kewajiban puasa Ramadhan bagi umat Islam.

Maka barang siapa yang menolak kewajiban puasa Ramadhan, harus bertaubat.

Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriah.

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah dewasa dan memiliki akal sehat.

 

Selain syarat-syarat kewajiban di atas, puasa dianggap sah jika memenuhi dua rukun puasa.

Pertama, niat puasa yang harus dinyatakan setiap malam bulan Ramadhan (untuk puasa wajib) atau pada saat hendak berpuasa (puasa sunat).

Beberapa ulama, termasuk mazhab Maliki, tidak memandang niat setiap malam bulan Ramadhan sebagai suatu kewajiban.

Mereka berpendapat bahwa cukup dengan niat di awal bulan Ramadhan untuk menjalankan puasa sepanjang bulan tersebut.

Waktu niat dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar, dan niat ini tidak perlu diucapkan dengan keras karena niat itu terletak di dalam hati.

Rasulullah juga tidak pernah mengajarkan untuk mengucapkan niat secara keras.

 

Kedua, meninggalkan segala hal yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Hal-hal yang dapat membatalkan puasa termasuk makan, minum, merokok, memasukkan sesuatu ke dalam tubuh, muntah dengan sengaja, dan melakukan hubungan intim atau mengeluarkan mani dengan sengaja.

 

Selain itu, haid atau nifas, melahirkan anak atau keguguran, kegilaan walaupun sebentar, mabuk atau pingsan sepanjang hari, dan murtad atau keluar dari agama Islam juga membatalkan puasa.

Namun, jika seseorang makan atau minum secara tidak sengaja, puasanya tidak batal.

Hal ini ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, di mana Rasulullah bersabda, "Jika seseorang lupa dan makan atau minum (saat sedang berpuasa), maka hendaknya ia melanjutkan puasanya karena Allah yang memberinya makanan dan minuman."

 

Selain hal-hal di atas, ada beberapa sunnah puasa yang perlu dijaga ketika berpuasa, antara lain:

 

  • Makan sahur, Rasulullah bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari-Muslim).
  • Mengakhirkan makan sahur, sekitar setengah jam sebelum masuk waktu subuh. Ini tersebut dalam riwayat Anas, bahwa Zaid bin Tsåbit bercerita kepadanya, "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Kemudian kami melaksanakan salat." Kemudian saya (Anas) bertanya, "Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)?" Zaid menjawab, "Sekira bacaan lima puluh ayat." (HR. Bukhari).
  • Menyegerakan berbuka, sebagaimana sabda Rasulullah "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari Muslim).
  • Berbuka dengan kurma, kalau tidak ada dengan air putih. Salah satu hikmah berbuka dengan kurma, dikarenakan kurma mengandung banyak glukosa yang sangat dibutuhkan tubuh yang baru saja berpuasa. Dalam sebuah riwayat diterangkan, "Hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air, karena air itu suci." (HR. Bukhari Muslim).
  • Berdoa sehabis berbuka, karena saat tersebut termasuk waktu di mana doa mudah dikabulkan. "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada doa yang tidak ditolak" (HR. Ibnu Majah). 

 

 

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ ابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

 

"Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah." (HR. Abu Dawud, an-Nasâ'i dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albâni).

 

 

 

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan keberkahan untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kebenaran.

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan kesempatan untuk membersihkan jiwa, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan niat yang tulus dan usaha yang sungguh-sungguh, semoga ibadah puasa kita diterima oleh-Nya dan menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan, rahmat, dan keberkahan.

Amin.

Berita Terkait