SUBANG-DBD di Subang tembus 1.097 kasus selama empat bulan, dari Januari hingga April 2024. Terdiri dari 557 penderita laki-laki dan 539 penderita perempuan, dengan jumlah 18 kematian selama kurun waktu 4 bulan.
Secara rinci, bulan Januari sebanyak 373 kasus DBD dengan 3 kematian. Februari 318 kasus dengan 5 kematian. Maret sebanyak 306 kasus dengan 10 kematian. Lalu April 100 kasus dan tidak ditemukan kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi mengatakan, DBD di Subang ini endemic ada sepanjang tahun. Dengan kasus yang naik turun pada musim-musim tertentu.
“Pada saat musim pancaroba kira-kira bulan November sampai April itu pasti ada peningkatan, kemudian Mei sampai Agustus itu landai. Tapi di akhir tahun bulan Oktober sampai Desember sudah mulai naik lagi,” katanya.
Dia menjelaskan, pada saat pancaroba itu wadah-wadah yang bisa menampung air akan terisi dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Karena kasus DBD ini endemic, Maxi mengimba agar budaya pemberantasan sarang nyamuk ini menjadi kegiatan yang rutin dan dilakukan oleh semua pihak.
“Penanganan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Subang harus melibatkan semua komponen daerah,” tuturnya.
Menurutnya, dengan penanganan secara bersama-sama baik dari unsur pemerintah dan masyarakat, maka ke depan diharapkan tidak ada lagi korban jiwa akibat DBD.
“Tidak hanya Dinas Kesehatan tetapi juga semua dinas, semua perangkat daerah di tingkat kecamatan maupun desa harus bahu-membahu supaya bisa memutus rantai penularan DBD,” terangnya.
Dokter Maxi menegaskan, rantai penularan ini faktornya adalah nyamuk. Hal inilah yang menjadi konsen semua pihak terkait untuk memberantas sarang nyamuk dan bisa mengendalikan DBD.(cdp/ysp)