News

Pandawa Farm & Fisheries Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Metode Spesifikasi Bioflok

Budidaya Ikan Metode Spesifikasi Bioflok

SUBANG–Pandawa Farm & Fisheries bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah menggelar pelatihan budidaya ikan dengan metode spesifikasi bioflok. 

Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat asli Papua. Acara pembukaan pelatihan ini diadakan di Laska Hotel, Subang, pada Senin (29/7), dan dibuka oleh Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah, Gunawan Iskandar.

Pelatihan ini diikuti oleh 25 orang anak muda dari Papua Tengah yang didampingi oleh 5 orang dari Dinas Transmigrasi. Selama 10 hari, mereka akan menerima materi teori dan praktek mengenai budidaya ikan dengan metode bioflok.

Dian Kustiadi, pemilik Pandawa Farm & Fisheries, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari program Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan ESDM Provinsi Papua Tengah, khususnya di bidang transmigrasi.

"Masyarakat transmigrasi di Papua Tengah memiliki banyak lahan, tetapi belum mampu mengelola lahan tersebut secara optimal. Program ini bertujuan untuk memberdayakan mereka melalui kewirausahaan, khususnya budidaya ikan dengan sistem bioflok," jelas Dian.

Dian menambahkan, budidaya ikan dengan sistem bioflok memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Di Papua Tengah, harga ikan bisa mencapai 50-70 ribu per kilogram, sehingga hasil penjualan ikan dapat memberikan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat transmigrasi.

Setelah pelatihan, para peserta akan diberikan modal berupa paket lengkap untuk budidaya ikan. "Pemerintah Provinsi Papua Tengah akan memberikan satu paket lengkap mulai dari kolam, benih, pakan, hingga fasilitas pendukung lainnya. Paket ini akan diberikan secara hibah kepada setiap peserta," kata Dian.

Pandawa Farm & Fisheries memiliki dua program pelatihan utama. Program pelatihan reguler selama dua hari, dan program khusus yang bekerja sama dengan perusahaan atau pemerintah provinsi. 

"Program khusus ini berlangsung selama 10 hari, melibatkan pembuatan kolam, aplikasi perawatan, penyortiran ikan, hingga panen. Kami juga mengajak peserta untuk mengunjungi mitra yang sudah sukses sebagai inspirasi," jelas Dian.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Subang, Ir. H. Agus Prabanta, dalam sambutannya menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. 

"Subang, sebagai lumbung padi nasional ketiga dengan luas sawah 84.000 hektare, siap menjadi partner bagi Papua Tengah dalam mengembangkan program pelatihan pertanian dan perikanan," ujar Agus.

Gunawan Iskandar, Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah, menekankan pentingnya program ini dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Papua Tengah. 

"Program pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan masyarakat transmigrasi yang ada di Papua Tengah agar mereka memiliki keterampilan dan jiwa kewirausahaan," kata Gunawan.

Reinhar Tuinan Sandiri, salah satu peserta dari Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan ini. "Setelah mengikuti pelatihan di sini, kami akan pulang ke Papua dan menerapkan ilmu yang kami dapat untuk meningkatkan perekonomian kami. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup kami di tanah Papua," kata Reinhar.

Reinhar menambahkan bahwa di Papua, mereka memiliki lahan yang luas, tetapi belum mengerti cara mengelolanya untuk budidaya perikanan dan peternakan. "Kami berharap ilmu yang kami dapat di sini bisa diterapkan di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Nabire, untuk budidaya perikanan darat seperti ikan nila dan peternakan ayam petelur," ujarnya.

Selama 10 hari pelatihan, peserta akan mendapatkan teori dan praktek langsung. "Mereka akan belajar membuat kolam, merawat kolam, menyortir ikan, hingga proses panen. Kami juga menyediakan bahan-bahan untuk pembuatan kolam, tetapi peserta yang akan membuatnya sendiri agar mereka merasakan prosesnya dan menjaga kolam dengan baik," jelas Dian.

Dian juga menyebutkan untuk praktek ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari pembuatan aplikasi perawatan kolam, hingga kunjungan ke mitra yang sudah sukses. "Kami ingin peserta melihat langsung bagaimana mitra kami yang sebelumnya mengikuti pelatihan di Pandawa kini memiliki 20 kolam dan sukses dalam budidaya ikan," katanya.

Sebagai bagian dari pelatihan, peserta juga akan diajak mengunjungi mitra Pandawa Farm & Fisheries yang sudah sukses. "Mitra kami adalah alumni dari program pelatihan Pandawa yang kini telah berhasil dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan inspirasi dan gambaran nyata tentang kesuksesan yang bisa dicapai melalui program ini," ujar Dian.

Menurutnya, pelatihan budidaya ikan dengan metode bioflok dan kewirausahaan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat asli Papua, khususnya mereka yang berada di daerah transmigrasi. Dengan keterampilan dan modal yang diberikan, diharapkan mereka dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan hidupnya.

"Semoga program ini bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat transmigrasi di Papua Tengah. Kami juga berharap bisa terus melanjutkan program-program serupa di masa mendatang untuk membantu mereka yang membutuhkan," tutup Dian.(hdi/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua