Daerah

Kisah Dayat Penjual Ketupat Lebaran Asal Pamanukan Subang, Sudah 20 Tahun Berjualan

Dayat seorang penjual ketupat lebaran di pusat pertokoan Jalan Pamanukan saat menjajakan dagangannya sambil terus melipat daun janur kuning membentuk ketupat, Senin (8/4). (Dadan Ramdan/Pasundan Ekspres)
Dayat seorang penjual ketupat lebaran di pusat pertokoan Jalan Pamanukan saat menjajakan dagangannya sambil terus melipat daun janur kuning membentuk ketupat, Senin (8/4). (Dadan Ramdan/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H ini, umat Islam di Indonesia disibukan oleh banyak hal. Terutama penyiapan sajian menu khas Lebaran Idul Fitri yaitu "Ketupat Lebaran".

Ketupat ini menjadi ciri khas makanan keluarga plus opor ayam atau daging semur di hari lebaran.

 

Bisa dilihat di pasar-pasar, depan pertokoan atau di pinggiran jalan perkotaan dan perkampungan, Ketupat Lebaran banyak dijual. 

 

Pembeli pun nampak hilir mudik sambil pedagang ketupat melipat-lipat daun janur kelapa dengan cepat menumpuk di meja dagangannya itu.

 

Dayat salah satu pedagang yang ditemui Pasundan Ekspres di pertokoan jalan Pamanukan Subang arah selatan fly over, nampak sibuk ditemani anaknya menjajakan ketupat lebaran. 

 

"Berapa ini ketupatnya Mang," kata seorang pembeli. 

 

"Rp15 ribu satu iket (10 biji)," kata Dayat.

 

Begitulah transaksi jualan ketupat, di  depan pertokoan Pamanukan itu.

 

Menurut Dayat pengrajin  Ketupat Lebaran asal Desa Pamanukan Hilir Kampung Kaum Tua itu , mengaku bahwa saat menjelang lebaran, setiap tahun ia selalu jualan ketupat baik lebaran Idul Fitri ataupun Idul Adha.

 

Dia bercerita sambil tetap tangan terampilnya melipat lipat daun janur kelapa itu, membentuk ketupat, bahwa ia berjualan ketupat dari sejak anaknya masih kecil, dan  sekarang sudah punya cucu. Dan satu anaknya lagi masih sekolah kelas 5 SD, yang ikut menemaninya jualan ketupat ini.

 

"Sekitar 20an tahun mungkin lebih toh anak saya yang pertama sudah punya anak. Jadi saya sudah punya cucu," kata dia.

 

Kemudian dia melanjutkan ceritanya itu. 

"Dulu saya awal jualan ketupat lebaran dari harga Rp 2000/iket (10 biji), naik jadi Rp 5000, naik lagi terus sesuai harga pasar saat itu,” katanya. 

 

Kini  harga jualannya mencapai Rp 15.000/iket bahkan kalau lagi mujur hingga Rp 30.000/iket pun diambil oleh si pembeli. Biasanya orang berduit, bermobil dan gak mau ribet dan lama, yang ada saja, yang penting cocok dan pas menurut si pembeli ketupat itu.

 

"Alhamdulillah anak sekolah sampai rumah tangga berkah dari jualan ketupat lebaran ini," kata dia.

 

Soal bahan daun janur kuning pohon kelapa itu, sambungnya,  bahan dikirim dari Banten, sambil kirim kelapa muda, menjelang lebaran sambil bawa daun janur kuning.

 

"Beli bahannya disesuaikan saja, dengan prediksi omset jualan kita, kalau sekiranya kurang bisa cari pesan lagi," tuturnya.

 

Kerajinan pembuatan ketupat Lebaran itu, dalam  sehari dari pagi sampai sore sekitar 700 biji ketupat, dan bisa mencapai 1000 biji ketupat atau 100 iket.

 

"Tapi kalau jualannya sampai malam bisa nambah banyak lagi bikinnya. Kalau lagi di rumah jiga bikin, buat stok jualan pagi atau penuhi pesanan tetangga dan rekan," ujarnya.(dan/yap) 

 

 

Berita Terkait