Daerah

Pendopo Cianjur Dilempari Telur, Bentuk Kekecawaan Terhadap Pemerintah yang Acuh Tak Acuh

Pendopo Cianjur Dilempari Telur, Bentuk Kekecawaan Terhadap Pemerintah yang Acuh Tak Acuh
Pendopo Cianjur Dilempari Telur, Bentuk Kekecawaan Terhadap Pemerintah yang Acuh Tak Acuh (Image From: Cianjur Ekspres)

PASUNDAN EKSPRES - Pendopo Cianjur dilempari telur oleh warga. Pada Senin, 1 Maret 2024 waktu siang, warga yang terdampak gempa dan masih tinggal di hunian sementara (huntara) diwakili oleh Relawan Kemanusiaan Aliansi Masyarakat untuk Penegakan Hukum (AMPUH) Cianjur, melakukan aksi melempar telur ke arah Pendopo Cianjur.

Pendopo Cianjur Dilempari Telur

Yana Nurzaman yang merupakan Ketua AMPUH Cianjur, mengatakan bahwa tindakan melempar sejumlah telur ke Pendopo Cianjur merupakan bentuk dari rasa kekecewaan terhadap Pemerintah Cianjur. Tindakan tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap sikap yang dianggap acuh tak acuh terhadap kondisi warga yang masih tinggal di huntara.

"Ini (pelemparan telur,red) adalah simbol kekecewaan karena pemerintah terkesan tidak memperdulikan para warga huntara dan Bupati Cianjur Herman Suherman pun sepertinya abai," ujar Yana usai melempari halaman pendopo dengan selusin telur, yang diloansir dari Cianjur Ekspres, Selasa (2/4/2024). 

Menurut pernyataannya, setelah melakukan pendampingan selama delapan bulan terhadap sekitar 3.800 huntara yang tersebar di 16 kecamatan yang terdampak gempa dengan magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu, saat ini masih tersisa sekitar 1.500 huntara. Yana juga mengungkapkan bahwa mereka telah dua tahun menempati tenda-tenda tersebut. 

Dia menjelaskan bahwa sebagian besar dari penghuni huntara yang dia dampingi telah menerima bantuan berupa terpal dan beras. Bantuan tersebut didapatkan melalui dana yang diperoleh dari donatur serta sumbangan sukarela.

BACA JUGA: Persiapan Mudik Lebaran 2024: Durasi Lampu Merah di Kota Cirebon akan Lebih Lama dari Biasanya

BACA JUGA: Sejumlah Harga Komoditas Naik Jelang Lebaran di Subang

"Kita bandingkan jika kita ajukan bantuan yang sama ke dinas terkait. Jawabannya pasti berbelit-belit, diajukan dulu lah ke pemerintah provinsi dan alasan lainnya. Padahal warga huntara perlu secepatnya," kata Yana.

Selain itu, proses pencairan dana bantuan stimulan tahap keempat masih mengalami keterlambatan. Menurutnya, pihak bupati dan stafnya seharusnya mempertimbangkan bahwa setiap keterlambatan tersebut akan memperpanjang masa tinggal warga di huntara.

Dia berharap pemerintah dapat lebih responsif terhadap kebutuhan warga yang masih tinggal di huntara dan segera mempercepat penyaluran dana untuk pembangunan rumah yang rusak akibat gempa.

Sementara itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan melempar telur ke Pendopo Cianjur. Menurutnya, seharusnya telur-telur tersebut disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.

"Dari pada dilempar-lempar. Kan sayang, kalau diberikan pada warga yang membutuhkan pasti lebih bermanfaat," ujar Herman.

Dia juga mengatakan bahwa upaya sedang dilakukan untuk mencairkan bantuan dana stimulan tahap empat kepada sekitar 25.000 warga. Namun, dia mengaku bahwa proses tersebut tidak akan secepat saat masa tanggap darurat awal.

"Kita tetap upayakan percepatan tahap ke empat, mulai dari BPBD mengajukan data ke BNPB, dan BNPB yang mengajukan dana ke Kementerian Keuangan. Semua itu masih berproses dan kita menunggu," ujarnya.

Sementara itu, untuk warga yang masih tinggal di huntara, instansi terkait seperti BPBD dan Dinas Sosial tetap memberikan bantuan. Herman menyatakan bahwa dia sering mendapatkan laporan dari instansi tersebut mengenai bantuan yang diberikan kepada warga di huntara.  

(ipa)

Berita Terkait