PASUNDAN EKSPRES- Dalam menghadapi potensi krisis moneter yang akan datang, para pengusaha dan investor di Indonesia diimbau untuk tidak panik dan tetap menjalankan bisnis seperti biasa.
Namun, ada satu langkah penting yang harus diambil, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS.
Saat krisis moneter melanda, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998, banyak saham emiten yang sebetulnya bagus namun tidak diapresiasi dengan baik oleh pasar.
Kondisi ini menciptakan peluang bagi investor cerdas seperti Lokeng Hong yang kemudian menjadi salah satu investor terkaya di Indonesia.
Tidak hanya Lokeng Hong, banyak investor lain yang juga meraih keuntungan besar namun kini telah beralih ke dunia politik dan bahkan berencana maju dalam Pilkada mendatang.
Peralihan para investor ini diperkirakan akan membuat dunia investasi di Indonesia semakin dinamis dan berwarna.
Meski demikian, fokus utama saat ini adalah mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS.
Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu, semakin sulit bagi negara yang terus bergantung pada Dolar AS.
Indonesia mengimpor minyak dalam jumlah besar menggunakan Dolar AS. Selain itu, banyak bisnis impor dari Cina, Australia, dan Singapura yang juga masih menggunakan Dolar AS.
Jika ketergantungan ini tidak segera dikurangi, ekonomi Indonesia bisa menghadapi tantangan besar.
Para pelaku usaha diharapkan mulai mencari alternatif mata uang lain untuk transaksi internasional guna mengurangi risiko ketergantungan pada Dolar AS.
Langkah ini diharapkan dapat membantu Indonesia menghadapi krisis moneter yang mungkin terjadi di masa depan dengan lebih baik.